Arif mengatakan peningkatan signifikan terjadi pada arus pengiriman barang. "Tahun 2023 arus barang lewat pelabuhan mencapai 170 juta ton, naik sekitar 11 juta ton dibanding 2022," katanya.
Dari dua sektor tersebut, Arif mengatakan kontribusi untuk pengangkutan penumpang masih berada di posisi terendah. Secara fasilitas di pelabuhan, Arif menyebut Pelindo akan terus berbenah. Dalam tiga tahun terakhir, salah satu fokus Pelindo, kata dia, adalah peningkatan layanan transportasi di pelabuhan.
"Kalau soal jumlah penumpang, itu bukan tupoksi Pelindo. Kami hanya menyediakan dermaga," kata dia.
Dia menjelaskan, peningkatan kinerja perusahaan terjadi karena efisiensnsi dan penataan setelah PT Pelindo I, III dan IV melebur (merger) dengan PT Pelindo II yang menjadi surviving entity. Salah satu target Pelindo dalam jangka pendek alah memangkas entitas bisnis Pelindo yang saling tumpang tindih.
"Saat ini ada 69 entitas dan akan meleburkan menjadi 39 entitas. Ini targetnya 2025 sudah selesai," katanya.
Ia menilai banyaknya entitas yang mengerjakan sektor yang sama bisa menghambat efisiensi. Kendati demikian, Arif memastikan penyederhanaan tersebut tak akan berdampak pada ketenagakerjaan.
"Kami sudah komitmen dari awal tidak ada pengurangan karyawan, sama seperti ketika Pelindo merger, tidak ada terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK)," katanya.
Anggota Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan Sonny Danaparamita mewanti-wanti agar penyederhanaan entitas tidak membuat Pelindo sulit diawasi. Dia mencontohkan pada kasus merger Pelindo I, III, dan IV pada 2021.
"Ini sudah ada empat kluster yang digabung. Belum lagi yang 69 entitas dilebur jadi 39. Jangan-jangan makin kecil, makin susah diawasi," ujarnya menanggapi rencana tersebut.
Pilihan Editor: Asosiasi Keramik Desak Kementerian Keuangan Keluarkan Aturan Bea Masuk Antidumping Baru