TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatat tren peningkatan kinerja keuangan pasca melakukan merger pada 2021. Tahun 2023, Pelindo meraup pendapatan sebesar Rp 31 triliun, naik sebanyak Rp 1,3 triliun dibanding tahun sebelumnya.
Dari pendapatan tersebut, Direktur Pelindo Arif Suhartono mengatakan, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 4,01 triliun. Hingga semester I 2024, pendapatan Pelindo tercatat Rp 32,29 triliun dengan laba bersih Rp 3,50 triliun.
Adapun kondisi utang Pelindo pasca merger belum menurun secara signifikan. Arif mengatakan, sejak merger, jumlah utang tercatat sebesar 52,67 trilun yang berasal dari empat perusahaa. "Setelah dua tahun ini, jumlah utang berhasil dikurangi sebanyak Rp 11 triliun," kata Arif," kata Arif.
"Penggabungan Pelindo memungkinkan terjadi peningkatan kapasitas finansial yang lebih besar, sehingga dapat mengoptimalkan pendanaan dan menciptakan equity stroy yang lebih kuat," kata Arif Suahrtono dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, Rabu, 3 Juli 2024.
Arif mengatakan, kenaikan pendapatan dan laba bersih sejalan dengan meningkatnya arus peti kemas dan arus barang. Dia mengatakan, sejak merger, tren arus peti kemas terus naik dari 17,05 juta twenty foot equivalent (TEU) pada 2021 menjadi 17,70 juta TEU pada 2023. Arif mengatakan pada 2025, Pelindo menargetkan arus peti kemas sebesar 18,30 juta TEU.
Dia menyebut, pemicu peningkatan tersebut karena perbaikan servis di pelabuhan. Sehingga waktu lama kapal dan aktivitas pengiriman barang bisa dipersingkat.
Selanjutnya: Arif mengatakan peningkatan signifikan terjadi pada arus pengiriman barang....