Kemudian, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 tercatat memperoleh surplus US$ 2,93 miliar dan mampu melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut-turut.
Meski tereduksi dengan defisit sektor migas, surplus neraca perdagangan tersebut didukung oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$ 4,26 miliar.
Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 diikuti dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang. Selain itu, ekspor Indonesia ke ASEAN dan UE juga mengalami kenaikan.
"Selain dari segi trade kita surplus, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi di 5,11 persen, inflasi rendah di 2,8 persen, kemudian juga dari daya saing juga relatif tinggi. Peringkat daya saing Indonesia naik sebanyak 7 tingkat pada 2024 ini, tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Riset IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat bahwa Indonesia menduduki posisi ke-27 dari 67 negara, di mana pada 2023 lalu Indonesia berada di posisi ke-34. Jadi, secara fundamental Indeks Keyakinan Konsumen juga baik," papar Airlangga.
Kendati pun kondisi fundamental ekonomi masih stabil, menurut dia, pemerintah masih terus menjaga faktor sentimental regional dan mendorong masuknya investasi.
"Devisa hasil ekspor juga kita dorong dan juga kita minta kepada para pengusaha yang ekspornya masih punya devisa di luar negeri untuk dimasukkan ke dalam negeri," ujar Airlangga.
ANTARA
Pilihan Editor: Promo Indomaret dan Alfamart Akhir Juni 2024, Minyak Goreng hingga Susu Formula