3. Stabilkan Inflasi
Menjaga stabilitas inflasi sangat penting untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal berjalan selaras untuk mengendalikan inflasi.
4. Perkuat Industri Dalam Negeri
Meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui berbagai insentif dan kebijakan pro-pertumbuhan. Ini termasuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas tenaga kerja, dan kemudahan berbisnis.
5. Promosikan Investasi Asing
Menarik investasi asing langsung (FDI) dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah. Pemerintah perlu terus memperbaiki iklim investasi dengan menyederhanakan regulasi dan memastikan kepastian hukum bagi para investor.
6. Kolaborasi Internasional
HIPMI menyarankan pemerintah untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara mitra dagang dan organisasi internasional. Kolaborasi yang baik dapat membuka peluang baru untuk ekspor dan investasi yang dapat memperkuat ekonomi nasional.
7. Transparansi dan Komunikasi
Menjaga transparansi dalam kebijakan ekonomi dan moneter serta komunikasi yang efektif dengan pelaku pasar dan masyarakat umum. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan mengurangi spekulasi negatif terhadap rupiah.
Atas rekomendasi itu, Anggawira menyebut HIPMI berharap pemerintah dan Bank Indonesia segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“HIPMI siap berkontribusi aktif dalam upaya ini demi terciptanya stabilitas ekonomi yang berkelanjutan,” kata dia.
Pilihan Editor: LPEM UI Beberkan Dampak Rupiah Jeblok: Perlambatan Ekspansi Industri Makin Parah