Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karakter Gen Z dalam Bekerja: Tidak Suka Lingkungan Kerja Otoriter

Reporter

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Ilustrasi pekerja generasi Z atau Gen Z.
Ilustrasi pekerja generasi Z atau Gen Z.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z atau Gen Z adalah sebutan bagi mereka yang lahir di antara tahun 1996 hingga 2015. Melansir dari laman The Colin James Method, pada 2025 Gen Z diperkirakan akan menguasai hampir sepertiga, sekitar 27 persen, angkatan kerja.

Kelompok ini mewakili demografi berbeda yang mulai masuk ke dunia kerja. Mereka sangat mudah beradaptasi dengan teknologi digital, sehingga menimbulkan harapan bahwa teknologi ini akan mendorong gelombang inovasi baru.

Di dunia kerja, Gen Z seringkali memiliki nilai dan kualitas tertentu yang menjadi karakter dan ciri khas mereka dalam bekerja. Apalagi, mereka tumbuh di lingkungan yang unik dengan teknologi digital, globalisasi, kesadaran lingkungan, dan keberagaman.

Lantas, apa saja sebenarnya karakter Gen Z dalam bekerja? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Karakter Gen Z dalam Bekerja

Memahami pola perilaku dan karakter Gen Z dalam bekerja dapat membantu membangun hubungan kerja yang lebih nyaman dan sukses. Melansir dari laman Indeed, berikut beberapa ciri-cirinya:

  1. Berharap Bekerja dengan Teknologi Modern

Karena paparan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, angkatan kerja Gen Z juga berharap untuk menggunakan teknologi modern dalam kehidupan profesionalnya. Pasalnya, teknologi akan meningkatkan efektifitas mereka dalam menyelesaikan pekerjaan.

Meski begitu, apabila berkomunikasi dengan kontak profesional, mereka tetap akan memilih untuk berinteraksi secara langsung. Keberhasilan dalam berinteraksi dengan Gen Z di tempat kerja mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan komunikasi tatap muka dan virtual.

  1. Menyukai Interaksi Tatap Muka

Generasi Z menghargai kolaborasi dan ingin orang lain menyampaikan sudut pandang unik mereka ke dalam percakapan langsung. Lingkungan kerja yang optimal untuk Gen Z mungkin mencakup pertemuan tim di mana rekan kerja dapat berbagi pencapaian mingguan mereka.

Keinginan Gen Z untuk menjalin hubungan antarmanusia di tempat kerja mungkin dimulai dari proses perekrutan, seperti wawancara langsung. Selain itu, survei terbaru menunjukkan bahwa 75 persen responden Gen Z mengatakan mereka lebih suka menerima masukan dari manajer secara langsung dan real-time.

  1. Kurang Toleran dengan Lingkungan Otoriter
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gen Z juga tumbuh dengan kemampuan untuk berbagi pemikiran mereka secara publik dan menerima masukan secara real time melalui media sosial. Oleh karena itu, mereka kesulitan berada di lingkungan kerja yang otoriter dan mengharapkan ide-ide mereka didengar dan dihormati di tempat kerja.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Workforce Institute menunjukkan, Gen Z mencari kepercayaan dan dukungan pada seorang manajer di atas kualitas manajerial lainnya. Sekitar 32 persen responden Gen Z menyatakan, mereka termotivasi untuk bekerja lebih keras dan bertahan lebih lama di suatu perusahaan jika memiliki manajer yang suportif. Sedangkan, 29 persen lainnya percaya bahwa memiliki manajer yang tidak suportif akan berdampak pada kinerja di tempat kerja.

  1. Menyambut Perubahan

    Kelompok yang lahir antara tahun 1996 hingga 2015 ini menempati peringkat paling banyak mengakses informasi di antara remaja generasi lainnya. Dengan teknologi, Gen Z mendapatkan akses langsung ke internet, berita, dan media sosial. 

Akses informasi itu membuat Gen Z sering menyaksikan peristiwa-peristiwa sosial dan politik berskala besar yang mungkin berdampak pada perubahan. Hal ini juga yang membuat mereka menyambut perubahan, bahkan menjadi agen perubahan itu sendiri.

  1. Bersifat Kompetitif

Karakter Gen Z dalam bekerja yang selanjutnya adalah bersifat kompetitif. Kelompok ini dibesarkan di salah satu lingkungan pendidikan paling kompetitif dan mereka terbiasa menerima masukan langsung yang membuatnya berkembang. 

Di tempat kerja, sifat kompetitif ini dikombinasikan dengan keinginan kuat untuk mendapatkan pengakuan atas pekerjaan mereka. Akibatnya, Gen Z menghargai ekspektasi yang jelas tentang cara mencapai kesuksesan dan kemajuan profesional. Dalam laporan Workforce Institute, sekitar 57 persen responden Gen Z menyatakan, mereka berharap untuk dipromosikan setidaknya setahun sekali.

RADEN PUTRI 

Pilihan Editor: PP Muhammadiyah Akan Tarik Seluruh Dananya dari BSI, Ini Respons BSI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips buat Orang Tua untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

20 jam lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Tips buat Orang Tua untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Anak kecanduan gawai sering menunjukkan gejala seperti mudah tersinggung, prestasi akademik buruk, dan malas pergaulan. Berikut saran buat orang tua.


Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

2 hari lalu

Ilustrasi migrain. Shutterstock
Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

Pakar mengatakan pekerja yang sering mengalami nyeri kepala jangan menganggap sepele karena migrain merupakan kelainan sistem saraf dan sistem otak.


Pentingnya Pendekatan Inovatif dan Teknologi Atasi Air Bersih

2 hari lalu

Implementasi IOT Bima Sakti Alterra/Bima Sakti Alterra
Pentingnya Pendekatan Inovatif dan Teknologi Atasi Air Bersih

Teknologi anak bangsa mencoba integrasikan berbagai aspek pengelolaan air bersih, mulai dari infrastruktur, manajemen risiko, hingga analisis data.


Teknologi Hidrofon, Bisakah Memecahkan Misteri Hilangnya Pesawat MH370?

2 hari lalu

Keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang, terlihat dalam acara peringatan 10 tahun hilangnya pesawat tersebut, di Subang Jaya, Malaysia, 3 Maret 2024. Keluarga penumpang dari Malaysia dan Cina berkumpul untuk mengenang pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing yang hilang pada 8 Maret 2014 silam. REUTERS/Hasnoor Hussain
Teknologi Hidrofon, Bisakah Memecahkan Misteri Hilangnya Pesawat MH370?

Peneliti dari Cardiff, dengan teknologi hidrofon, punya harapan bisa memecahkan misteri hilangnya pesawat MH370.


Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

2 hari lalu

Rancang Ekosistem Karbon Biru. prasetya.ub.ac.id
Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

Kehadiran KKP di Jerman menyampaikan posisi Indonesia pada Ocean and Climate Change Dialogue.


Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

3 hari lalu

Seorang pencari kerja mencari informasi lowongan kerja dengan memindai kode respon cepat yang tersedia dalam Mega Career Expo Jakarta di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2024. Pameran tersebut diikuti sekitar 35 perusahaan dengan menawarkan ribuan lowongan kerja bagi lulusan SMA hingga sarjana. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

Job Fair akan dibuka untuk umum dengan 2.000 lowongan kerja dari 40 perusahaan.


Masa Tunggu Kerja Lulusannya Dinilai Terbaik, Rektor Unissula Semarang: Rajin Bersedekah

5 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
Masa Tunggu Kerja Lulusannya Dinilai Terbaik, Rektor Unissula Semarang: Rajin Bersedekah

Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang membeberkan kunci yang memudahkan lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.


Inilah 5 Aturan Baru di Euro 2024 yang Perlu Anda Ketahui

6 hari lalu

Pemain Italia Nicolo Barella membobol gawang Albania yang dikawal Thomas Strakosha dalam pertandingan Grup B Euro 2024 di Dortmund BVB Stadion, Dortmund, 16 Juni 2024. REUTERS/Leon Kuegeler
Inilah 5 Aturan Baru di Euro 2024 yang Perlu Anda Ketahui

Gelaran Euro 2024 di Jerman menghadirkan aturan-aturan baru. Apa saja?


Saran Neurolog agar Migrain Tak Kumat saat Bekerja

8 hari lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Saran Neurolog agar Migrain Tak Kumat saat Bekerja

Selain beban dan tekanan kerja yang tinggi, kemunculan gejala migrain juga bisa dipicu kondisi lingkungan tempat bekerja. Bagaimana mencegahnya?


Sering Dikira Problematik, Berikut 7 Sisi Positif Gen Z yang Harus Diketahui

8 hari lalu

Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock
Sering Dikira Problematik, Berikut 7 Sisi Positif Gen Z yang Harus Diketahui

Meskipun sering dihadapkan pada stereotip negatif, Gen Z memiliki banyak sisi positif.