TEMPO.CO, Jakarta - Campuran limbah plastik untuk pengaspalan jalan mulai diaplikasikan di kawasan Kota Deltamas Cikarang. Tahun 2024 ini, ditargetkan gelaran jalan aspal sepanjang 12,2 kilometer di kawasan itu.
"Inisiatif ini setara dengan memanfaatkan 52,4 ton cacahan limbah plastik kresek dan mengurangi emisi karbon sebesar 94,3 ton CO2," ujar Presiden Direktur PT Puradelta Lestari Tbk sekaligus CEO Commercial National Sinarmas Land - Hongky J. Nantung dalam keterangan tertulis Selasa 4 Juni 2024.
Hongky mengatakan langkah ini adalah upaya nyata menghadapi permasalahan lingkungan. Karena, pemakaian aspal berbahan limbah plastik menjadi solusi konkret mengatasi permasalahan limbah plastik di Indonesia.
"Hal ini juga sesuai dengan visi Kota Deltamas untuk menjadi area hunian, komersial dan kawasan industri yang ramah lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan," ucapnya.
Menurut Hongky pengerjaan jalan berbahan aspal olahan limbah plastik ini akan berlangsung hingga Juli 2024 dan akan terus berjalan untuk proses pengaspalan kawasan Kota Deltamas di masa depan.
Limbah plastik merupakan salah satu sumber polusi yang cukup besar di Indonesia, bahkan menurut data PBB pada 2023 menunjukkan volume limbah plastik di Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah China.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2023 menunjukkan ada sekitar 12,87 juta ton limbah plastik, dimana 39,4 persen limbah plastik tersebut masih belum terkelola.
Untuk turut berkontribusi dalam pengolahan limbah plastik, Sinar Mas Land menerapkan penggunaan aspal berbahan dasar cacahan limbah plastik High-Density Polyethylene (HDPE) di Kota Deltamas sejak 2023 lalu.
Sinar Mas Land bermitra dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) sebagai pemrakrasa dan PT Subur Brother untuk penggarapan aspal.