Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penerimaan Pajak Menurun, Kemenko Perekonomian Sebut Banyak Gen Z Bekerja di Sektor Informal

image-gnews
Penasihat Senior Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede usai acara DBS Asian Insights Conference 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Penasihat Senior Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede usai acara DBS Asian Insights Conference 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Penasihat Senior Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede mengatakan, salah satu faktor penerimaan pajak Indonesia lebih rendah dari negara lain, karena banyaknya generasi Z atau gen Z yang bekerja di sektor informal.

Raden menjelaskan, Gen Z saat ini bisa bekerja hanya dengan menggunakan teknologi seperti handphone. “Ada keinginan untuk freelance atau bekerja dari jauh, tapi teknologinya juga harus diberesin dan skill -nya juga harus diberesin,” ucapnya usai acara DBS Asian Insights Conference 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.

Faktor itu, kata dia, yang membuat generasi Z lebih berminat untuk bekerja di sektor informal. Sementara itu, situasi tersebut akan memberikan dampak bagi penerimaan pajak khususnya di Indonesia. 

Menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penerimaan pajak Indonesia mencapai Rp 342,88 triliun per 15 Maret 2024. Angka ini setara dengan 17,24 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Raden menjelaskan mereka yang bekerja di sektor informal akan kesulitan untuk data dalam sistem administrasi. “Kami jadi enggak tahu dia gajinya berapa dia, cash , semuanya, ya kan akhirnya enggak bayar pajak,” ucapnya.

Pekerja informal umunya juga tidak terdata dalam program BPJS Ketenagakerjaan sehingga tidak membayar iuran. Berbeda dengan pekerja formal yang gajinya bisa langsung dipotong oleh perusahaan. Namun, kondisi itu, kata Raden juga terjadi di seluruh dunia.

Sementara itu, Chief Economist DBS Taimur Baig mengatakan keinginan generasi baru yang memilih bekerja secara informal perlu dihormati. Mereka dapat memilih kapan mulai bekerja, seberapa banyak waktunya, dan pekerjaan yang memang sesuai dengan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun demikian, mereka juga harus mempertimbangkan keamanan finansial, jenis tunjangan kesejahteraan, dan sebagainya. Fenomena itu, kata Baig, tak hanya terjadi di Indonesia.

Sebab, perkembangan teknologi akan semakin maju di masa depan. “Bagi saya, bukan hanya tentang gen Z. Ini juga tentang gen Alpha yang lebih muda,” kata dia.

Ia tak menampik ada beberapa orang yang tak melaporkan sekaligus membayar pajak tahunan mereka. “Tetapi ada banyak cara untuk mengetahui berapa banyak penghasilan itu, karena seseorang harus melakukan pembayaran dengan benar,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani diketahui bakal menyerahkan keputusan kenaikkan pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 12 persen ke presiden terpilih, Prabowo Subianto. Rencananya keputusan itu mulai berlaku pada 1 Januari 2025.

Pilihan editor: Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran, Penyumbang Terbanyak Lulusan SMK. Apa Sebabnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Dikira Problematik, Berikut 7 Sisi Positif Gen Z yang Harus Diketahui

1 hari lalu

Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock
Sering Dikira Problematik, Berikut 7 Sisi Positif Gen Z yang Harus Diketahui

Meskipun sering dihadapkan pada stereotip negatif, Gen Z memiliki banyak sisi positif.


80 Juta Lapangan Kerja Berpotensi Hilang Akibat Ekonomi Digital, Begini Saran Kemenko Perekonomian

2 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
80 Juta Lapangan Kerja Berpotensi Hilang Akibat Ekonomi Digital, Begini Saran Kemenko Perekonomian

Ekonomi digital bisa melenyakkan 80 juta lapangan kerja. Deputi Kemenko Perekonomian sarankan transformasi skill untuk menambah 60 juta pekerjaan.


Kemenko Perekonomian Klaim Starlink Milik Elon Musk Mampu Tingkatkan Penetrasi Internet hingga 100 Persen

2 hari lalu

Satelit Starlink (kiri) dan Satria-1.
Kemenko Perekonomian Klaim Starlink Milik Elon Musk Mampu Tingkatkan Penetrasi Internet hingga 100 Persen

Kemenko Perekonomian klaim layanan internet milik Elon Musk, Starlink, mampu mendorong penetrasi internet Indonesia hingga 100 persen.


Kemenko Perekonomian Sebut Otomasi akan Gantikan Tenaga Kerja Konvensional: Manusia

3 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Kemenko Perekonomian Sebut Otomasi akan Gantikan Tenaga Kerja Konvensional: Manusia

Kemenko Perekonomian mengatakan otomasi akan banyak menggantikan tenaga kerja manusia konvensional.


Staf Kemenko Perekonomian Ungkap Pekerjaan Administratif Akan Terganti AI

3 hari lalu

Rekomendasi AI Selain ChatGPT. Foto: Canva
Staf Kemenko Perekonomian Ungkap Pekerjaan Administratif Akan Terganti AI

Kemenko Perekonomian sebut ke depan ada beberapa pekerjaan yang akan tergeser oleh kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI)


Karakter Gen Z dalam Bekerja: Tidak Suka Lingkungan Kerja Otoriter

7 hari lalu

Ilustrasi pekerja generasi Z atau Gen Z.
Karakter Gen Z dalam Bekerja: Tidak Suka Lingkungan Kerja Otoriter

Generasi Z atau Gen Z memiliki sejumlah karakter dalam memilih dan menjalani pekerjaan mereka. Apa saja?


Cadangan Devisa Akhir Mei Naik, Ditopang Penerimaan Pajak dan Surat Utang Negara

8 hari lalu

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Peningkatan tingkat inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan baik harga energi dan harga pangan. Yang kemudian ditransmisikan dalam peningkatan komponen volatile food dan administered price. TEMPO/Tony Hartawan
Cadangan Devisa Akhir Mei Naik, Ditopang Penerimaan Pajak dan Surat Utang Negara

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2024 senilai US$ 139 miliar atau meningkat meningkat sebesar US$ 2,8 miliar dibandingkan bulan akhir April.


Ekonom Beberkan Dua Catatan Kelemahan Sri Mulyani Sebagai Menkeu

10 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers disaksikan Ketua tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran Ahmad Muzani usai melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima kunjungan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden dan Wakil Presiden terpilih,Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu membahas transisi pemerintahan dan RAPBN 2025. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ekonom Beberkan Dua Catatan Kelemahan Sri Mulyani Sebagai Menkeu

Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai figur berintegritas dan punya kredibilitas yang baik sebagai Menkeu. Namun ekonom catat ada dua kelemahan


Salah Kaprah Gen Z Soal Skincare dan Sunscreen

10 hari lalu

Ilustrasi skincare pouch atau makeup pouch. Freepik.com
Salah Kaprah Gen Z Soal Skincare dan Sunscreen

Survei dari AAD terhadap lebih dari 1.000 orang Gen Z menunjukkan bahwa 28 persen tidak tahu berjemur matahari bisa memicu kanker kulit.


Tak Cuma Gaji, Ada Benefit Lain yang Diincar Gen Z saat Cari Kerja

11 hari lalu

Wisnu Dharmawan, Sales Director Indonesia Jobstreet by SEEK saat ditemui usai Konferensi Pers Laporan Eksklusif: Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja oleh Jobstreet by SEEK di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Juni 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Tak Cuma Gaji, Ada Benefit Lain yang Diincar Gen Z saat Cari Kerja

Saat mencari kerja Gen Z mempertimbangkan sejumlah benefit yang tidak pernah ditawarkan pemberi kerja pada zaman dulu