TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini yang banyak mendapat perhatian pembaca adalah mengenai kondisi masyarakat di sekitar smelter nikel PT KFI. Warga mengeluh karena smelter PT KFI kerap meledak dan terbakar padahal posisi pabrik berdekatan dengan pemukiman warga sehingga membahayakan keselamatan pekerja dan warga sekitar.
Berita lain yang juga banyak dibaca adalah Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) Danis Sumadilaga yang mengklaim bahwa pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM. Sebelumnya proses pembebasan lahan IKN sempat mendapat sorotan karena diduga melanggar HAM.
Baca juga:
Berikutnya adalah berita mengenai keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperbaharui aturan pengetatan impor yang semula dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Keputusan ini berdasarkan hasil rapat internal Kementerian terkait dengan Jokowi di Istana negara. Salah satu aturan dibuat karena adanya kendala perizinan impor yang menyebabkan penumpukan puluhan ribu kontainer di pelabuhan.
Lalu berita mengenai penjelasan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae tentang penyebab tingginya kredit macet (NPL) Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Berikut rangkuman berita terpopuler Tempo.co:
- Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI, Terancam Ledakan Pabrik hingga Polusi tanpa Kompensasi
Keberadaan pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menyebabkan warga sekitar tidak nyenyak tidur. Pasalnya, smelter ini kerap meledak dan lokasinya mepet dengan pemukiman warga.
Pada Kamis, 16 Mei 2024 lalu warga dikejutkan dengan ledakan di pabrik tersebut. Belum hilang rasa takut warga, pada keesokan harinya, kembali terjadi ledakan di smelter PT KFI. Bahkan ledakan tersebut menyebabkan tembok rumah warga sekitar pabrik retak.
“Semuanya mengalami keretakan,” ujar Marjianto, salah satu warga yang tinggal di sekitar pabrik PT KFI kepada Tempo, Sabtu, 18 Mei 2024.
Dari video pendek yang diterima Tempo, ledakan yang terjadi di smelter nikel PT KFI cukup besar. Sebelum ledakan tampak asap membumbung tinggi dari dalam pabrik, tidak lama kemudian terjadi ledakan dan percikan api yang tampak dari kejauhan.
Di lingkungan RT 13 tempat tinggal Marjianto saja sedikitnya 20 rumah rusak akibat ledakan. Kaca jendela warga juga ikut pecah.
Tidak hanya ancaman keselamatan, setiap hari warga sekitar smelter nikel PT KFI harus terpapar polusi debu pabrik, limbah, hingga suara bising saat smelter beroperasi. “Tapi tidak ada kompensasi yang diterima warga terkait debu, bising, dan lain-lain," ujar Marjianto.
Menurut dia, warga sudah berkali-kali menyoal keberadaan smelter tersebut namun tidak mendapat tanggapan.
Sejak awal, proyek pembangunan pabrik smelter di Kalimantan Timur ini menuai kontroversi. Laporan Tempo berjudul "Serampangan Proyek Pelebur Nikel Kutai Kartanegara) yang terbit pada 30 November 2023 lalu menyebutkan pembangunan smelter PT KFI diduga tanpa analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Melanggar HAM…