Menurut Ibrahim, investor global memindahkan portofolionya ke aset yang lebih aman. Khususnya mata uang dolar AS dan emas.
"Sehingga menyebabkan pelarian modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin besar," tuturnya.
Ibrahim menilai, kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian. Termasuk dampaknya terhadap perekonomian Tanah Air.
Pada Rabu, 24 April 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Tak hanya itu itu, suku bunga deposit facility dan lending facility juga naik 25 basis poin. "Masing-masing menjadi sebesar 5,5 persen dan 7 persen," kata Ibrahim.
Sementara itu, sentimen eksternal datang dari greenback yang tetap mendekati level tertinggi dalam 5 bulan. Level ini tercapai pada pekan lalu.
"Para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed."
Pilihan Editor: Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025