Pergerakan rupiah, kata dia bergantung pada situasi eksternal yang terjadi saat ini. Misalnya seperti konflik dan ekspektasi kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed.
Dia menambahkan, saat ini ketegangan geopolitik masih saja berlangsung. Ditambah lagi, pelaku pasar juga masih menunggu keputusan suku bunga The Fed.
"Kalau terjadi kembali ekskalasi konflik, rupiah bisa melemah lagi. Kalau ekspektasi pemangkasan suku bunga menurun karena data inflasi AS tidak juga turun, rupiah juga bisa dalam tekanan," tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Mata Uang DCFX Futures, Lukman Leong menyebut keputusan BI cukup bijaksana dan dapat diterima. Bagi BI, menurut Lukman kestabilan nilai tukar rupiah lebih utama.
Namun, dia berpendapat bahwa efeknya bersifat sementara. "Masih akan tergantung pada prospek suku bunga the Fed."
Pilihan Editor: Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate