TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, memprediksi perputaran uang selama libur Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun. Menurut dia, jumlah pemudik yang diprediksi naik tahun ini akan mengerek perputaran uang, khususnya di daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.
Sebagaimana perkiraan Kementerian Perhubungan, bahwa jumlah pergerakan orang selama periode lebaran akan tembus 193,6 juta orang. Dengan angka itu, Sarman menaksir jika dirata-ratakan 4 orang per keluarga, maka total pergerakan mencapai 48,4 juta keluarga.
"Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp 3,25 juta, maka perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan mencapai Rp 157,3 triliun," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 29 Maret 2024.
Sarman memprediksi, jumlah tersebut masih berpotensi naik. Perputaran uang akan menyebar di berbagai sektor usaha seperti ritel, fesyen, makanan dan minuman, BBM, hingga transportasi. Kemudian, juga di sektor pariwisata seperti akomodasi, vila, restoran, kafe, mini market, destinasi wisata, souvenir, dan aneka produk unggulan daerah.
"Perputaran uang ini akan menyebar diseluruh pelosok tanah air, terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik yang diperkirakan mencapai 62 persen dari jumlah penduduk," tutur dia.
Sisanya akan menyebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Dengan perputaran yang cukup besar itu, kata Sarman, ekonomi daerah dipastikan akan produktif mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
Menurut dia, perputaran uang yang mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024 ini akan jadi modal awal untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5 persen. Sejalan dengan itu, perputaran uang juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di daerah tujuan mudik.
"Diharapkan pemerintah daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jor-joran, yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya."
Pelaku usaha di daerah tujuan mudik mesti mampu memberi pelayanan yang berkesan dan menyenangkan. Dengan harapan, para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan.
Di samping perputaran uang pemudik, kata Sarman, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri atau remitansi. Menurut Sarman, perputaran uang ini diprediksi mengalami pertumbuhan sekitar 25 sampai 30 persen selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 2024.
"Di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momentum Idul Fitri tahun ini sangat strategis mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh Tanah Air."
Pilihan Editor: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air, Terungkap Pertamax Palsu di 4 SPBU Pertamina