Untuk itu, Bappebti ingin memastikan pengalihan berjalan dengan baik, tanpa memberikan goncangan pada industri aset kripto. "Salah satunya dengan memastikan ekosistem aset kripto yang ada saat ini telah berjalan dan mendorong pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia,” kata dia dalam keterangan resmi.
Olvy menambahkan, 2024 juga menjadi penting karena harga mayoritas aset kripto diperkirakan akan naik. Hal ini seiring dengan adanya fenomena halving Bitcoin yang mendorong geliat transaksi. Dia meminta seluruh kelembagaan aset kripto segera melakukan tugas dan fungsinya agar perdagangan fisik aset kripto di Indonesia tumbuh signifikan.
"Jangan sampai kita kehilangan momen, karena akan semakin banyak transaksi aset kripto yang terjadi di tahun ini."
Bappebti mencatat nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto pada Februari 2024 menyentuh Rp 33,69 triliun. Angka ini naik 56,22 persen dari bulan sebelumnya. Total nilai transaksi Januari-Februari 2024 tercatat Rp 55,26 triliun atau naik 113,05 secara tahunan dari Rp 25,94 triliun.
Jumlah pelanggan aset kripto yang terdaftar per Februari 2024 mencapai 19,18 juta pelanggan. Rerata kenaikan jumlah pelanggan terdaftar sebesar 427,2 ribu pelanggan per bulan. Pelanggan yang aktif bertransaksi di platform CPFAK selama Februari 2024 tercatat 715,6 ribu orang.
Saat ini, ada 35 perusahaan CPFAK yang terdaftar dan sebagian besar sedang dalam proses menjadi PFAK. Jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan fisik aset kripto selama Februari 2024 antara lain Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Render Token (RNDR).
Pilihan Editor: Pengiriman Jagung Impor Lambat, Asosiasi Peternak Layer Nasional Khawatir Jika Impor Dihentikan