Sri Mulyani memaparkan statistik data bantuan pangan yang digelontorkan pemerintah untuk mengatasi kerawanan pangan masyarakat miskin atau masyarakat rentan selama 2024.
Pertama, bantuan beras diberikan bagi 22 juta KPM untuk 6 bulan. Pada 2022, bantuan pangan beras bencana alam sebanyak 290,4 ribu ton untuk Januari-Februari. Pada 2023, bantuan beras diberikan bagi 21,4 juta KPM selama 7 bulan.
"Tahun 2024 ini, ada bantuan beras 21,4 juta KPM untuk 6 bulan. Realisasinya untuk triwulan I adalah 422 ribu ton. Ada kenaikan dibandingkan 2022, tapi dibandingkan 2023 sebenarnya tidak terlalu besar," kata Sri Mulyani.
Di samping itu, bantuan pangan juga diberikan berupa daging ayam dan telur. Pada 2022, pemerintah memberikan intervensi ketika harga kompetitif tersebut jatuh. Caranya adalah dengan membelinya, lalu membagikan kepada 638 ribu masyarakat KPM.
Pada 2023, pemerintah menyalurkan bantuan daging ayam dan telur kepada 1,4 juta KPM untuk menangani balita stunting selama 6 bulan. "Untuk 2024 ini, tetap sama 1,4 juta KPM. Namun, sampai Februari belum terealisasi. Yang baru terealisasi sebenarnya bantuan beras tadi, karena El Nino mulai dari September tahun lalu sampai Maret ini," u ap Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan, total anggaran bantuan beras yang telah terealisasi adalah Rp 8 triliun. "Untuk triwulan I Rp 8 triliun. Untuk bantuan beras ini, anggaran 6 bulan itu Rp 8 (triliun) plus Rp 8 (triliun), jadi Rp 16 (triliun)."
Sedangkan untuk tahun 2024, pemerintah mengadakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan. "Namun, sampai sekarang, BLT ini belum terealisasi. Jadi, belum ada pembayaran, realisasi, dan pembagian," tutur Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Geliat Bisnis Hidangan Buka Puasa di Pasar Takjil Benhil, Untung Rp 2-5 Juta Sehari