TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan pendapatan usaha senilai Rp 15,6 triliun pada 2023 atau tumbuh 12,9 persen dibanding tahun sebelumnya. Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menyebut pencapaian tersebut disumbang dari kinerja pendapatan tol senilai Rp 14 triliun dan pendapatan usaha lain Rp 1,6 triliun.
"Perseroan juga membukukan laba bersih Rp 6,8 triliun sepanjang 2023," kata Lisye melalui keterangan tertulis, seperti dikutip pada Senin, 11 Maret 2024.
Ia menuturkan, Rp 4,1 triliun laba bersih merupakan dampak pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 tentang Kombinasi Bisnis sehubungan konsolidasi kembali (buyback) unit penyertaan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Mandiri Infrastruktur Ekuitas Transjawa (MIET) pada PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa (LMJ) oleh PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada Juli 2023.
Pada Oktober 2022 Jasa Marga juga melakukan divestasi Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC). Lisye berujar, kedua aksi korporasi tersebut mempengaruhi kinerja Perseroan secara year-over-year (YoY).
“Sehingga, untuk core profit (keuntungan inti) Perseroan sepanjang Tahun 2023 adalah sebesar Rp 2,7 triliun, meningkat 196,7 persen dari core profit tahun sebelumnya," kata Lisye.
Ia pun mengklaim Perseroan tetap dapat meningkatkan kinerja dan kesehatan finansialnya, tanpa memperhitungkan dua aksi korpotrasi tersebut. Laporan kinerja Jasa Marga pada 2023 tersebut turut diunggah melalui Instagram resmi @official.jasamarga. Namun, di tengah capaian kinerja yang dinilai positif, Jasa Marga justru mendapat keluhan dari warganet melalui kolom komentar. Sejumlah warganet menyoroti kualitas jalan di tol yang dikelola Jasa Marga di tengah kenaikan tarif jalan yang mereka kelola.
"Mantap..... Tapi kenapa tarif tol akan dinaikan lagi ya... Sedangkan pemeliharannya kurang ...jalan Masih gelombang... Garis lanjur Masih banyak yang buram," komentar akun @rizat_****.
"Masuk dari gerbang tol kalihurip bic ke arah bandung jarak 1 km nyampe ke gerbang tol kalihurip utama kena tarif tol 27 rb . ini tarif tol termahal kynya 1km=27rb," komentar akun @agungsiddiqper****.
"Jasa Marga, tolong lah kalo bikin jalan tol itu yg mulus. Rata2 jalan tol kita itu bergelombang, banyak tambalan gak rata dan malah kadang berlubang. Malu rasanya," komentar akun @ojan****.
Sementara itu, Lisye mengatakan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDa) Jasa Marga juga meningkat 14,2 persen menjadi Rp 9,9 triliun dengan realisasi Ebitda margin mencapai level 63,7 persen. EBITDA meningkat di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru yang meningkatkan konektivitas antar jalan tol Jasa Marga Group. Pengoperasian ruas baru tersebut menjadi katalis positif atas kenaikan volume lalu lintas Perseroan.
"Hal ini juga diimbangi dan dioptimalkan dengan kemampuan Perseroan dalam mengendalikan pertumbuhan beban operasional dan menjaga efisiensi beban usaha," kata dia.
RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Makan Siang Gratis, Mau Dicoba di Merauke hingga Dinilai Program yang Terburu-buru