TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Perbankan dan Praktisi SIstem Pembayaran Arianto Muditomo berpendapat banyaknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ditutup utamanya bukan karena fraud.
Terhitung sejak Januari hingga awal Maret 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencabut izin usaha tujuh BPR. Terbaru, OJK menutup BPR Aceh Utara.
"Saya mengidentifikasi penyebab yang dipublikasikan adalah akibat lemahnya manajemen dan tata kelola, permodalan yang kurang kuat, persaingan yang ketat dan kelambatan dalam mengadopsi kemajuan teknologi," katanya kepada Tempo, dikutip Rabu, 6 Maret 2024
Oleh karena itu, kata dia, penyebab utamanya bukanlah fraud. Menurut Arianto, penutupan sejumlah BPR dapat berdampak negatif ke industri perbankan dan ketahanan ekonomi nasional secara umum. Bangkrutnya BPR juga disebut bisa berdampak sistemik.
"Hal ini disebabkan karena BPR memiliki keterkaitan dengan bank lain melalui sistem pembayaran dan pasar keuangan," kata dia.
Di sisi lain, persoalan ini juga berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi nasional. Pasalnya, pencabutan izin usaha BPR akan menurunkan akses layanan keuangan kepada masyarakat di daerah pedesaan dan daerah terpencil yang menjadi pasar BPR saat ini.
Selain itu, juga akan mengurangi peran BPR dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sebelumnya Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dimas Yuliharto mengatakan, banyaknya pencabutan izin usaha BPR bukan menunjukkan pelemahan ekonomi. Menurut dia, faktor utama dari likuidasi BPR adalah karena adanya aksi fraud internal bank. "Secara umum, karena tata kelola yang tidak baik, sehingga timbul fraud dan mengakibatkan tingkat kesehatan bank menurun dan negatif."
Dimas juga yakin kebangkrutan BPR tak berdampak besar terhadap perekonomian. Sebab LPS siap menjamin dana masyarakat di BPR yang berakhir dengan pencabutan izin usaha.
"Selama syarat penjaminan 3T dipenuhi oleh nasabah," ujarnya.
ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: Pusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM