"Ini tidak boleh terjadi lagi karena menyangkut urusan perut masyarakat," kata Aviiliani. Ia pun meminta pemerintah membuat kebijakan yang bisa mengatasi perkara tersebut.
Terakhir, faktor menjelang puasa Ramadan dan Lebaran. Sejak dulu, kata dia, kenaikan harga selalu terjadi pada momentum ini. Karena itu, ia mempertanyakan solusi pemerintah untuk mengatasi perkara tersebut.
"Kalau sudah biasa (menghadapi) Ramadan, masak nggak bisa menyiapkan?" ujar Aviliani. "Tapi memang ada problem data, problem orang berpikir akan kekurangan, sehingga mendorong pada perilaku tidak normal yang akhirnya mempengaruhi supply dan demand."
Awal bulan puasa atau 1 Ramadan diperkirakan jatuh pada 11 atau 12 Maret 2024. Sepekan menjelang momen tersebut, sejumlah harga kebutuhan terpantau naik.
Berdasarkan panel harga pangan di laman resmi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa, 5 Maret 2024, harga beras presmium hari ini terpantau naik 0,06 persen menjadi Rp 16.480 per kilogram. Tren sebaliknya terjadi harga beras medium yang terpantau turun 0,21 persen menjadi Rp 14.330 per kg.
Selain beras premium, harga yang mengalami kenaikan adalah daging sapi murni. Harga bahan pangan itu naik 0,03 persen menjadi Rp 134.380 per kg. Tren yang sama terjadi pada daging ayam ras, yakni naik 0,21 persen menjadi Rp 37.550 per kg; harga telur ayam ras naik 0,74 persen menjadi Rp 31.250 per kg; serta harga gulo konsumsi yang naik 0,17 persen menjadi Rp 17.730 per kg.
Pilihan Editor: Namanya Santer Disebut jadi Calon Menkeu Prabowo Pengganti Sri Mulyani, Respons Kartika Wirjoatmodjo?