TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok, terutama beras.
Faktor pertama, momentum Pemilu 2024. Aviliani menuturkan Pemilu 2024 mengakselerasi peningkatan beras bukan hanya dari Bansos, tetapi dari pembagian sembako kepada masyarakat oleh calon anggota legislatif (caleg). Ia pun mewantii-wanti pemerintah untuk mengantisipasi hal ini ketika Pilkada pada November mendatang.
"Harus hati-hati. Jangan-jangan, butuh banyak sembako untuk dibagi-bagi," kata Aviliani dalam diskusi publik Kenaikan Harga Pangan Menjelang Ramadan yang digelar virtual, Selasa, 5 Maret 2024. "Harus dihitung karena akan mempengaruhi suplai."
Faktor kedua, kata Aviliani, adalah dampak iklim atau El Nino. Sebab, kondisi tersebut menyebabkan petani gagal panen sehingga angka produksi turun.
Ketiga, rantai distribusi yang terlalu panjang. Hal ini bisa terjadi karena impor ataupun pengantaran bahan pokok dari lokasi produksi menuju konsumsi. "Mata rantainya perlu dipotong. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah juga," kata Aviliani.
Faktor penyebab berikutnya, menurut Aviliani, adalah permainan tengkulak dan spekulan. Biasanya, kata dia, ada yang menyimpan stok beberapa demi mmeraup keuntungan lebih besar.
Selanjutnya: "Ini tidak boleh terjadi lagi karena menyangkut urusan perut...."