TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamuthi optimistis harga beras bakal turun menjelang Ramadan dan lebaran. Pasalnya, sejumlah daerah mulai memasuki masa panen pada awal bulan depan
"Kendal, Sragen, Demak, Indramayu, Sulsel, mulai panen dan barang mulai banyak," kata Bayu dalam acara CNBC Indonesia Economy Outlook 2024, Kamis, 29 Februari 2024.
Seiring masuknya masa panen, Bayu menyebut stok beras di sejumlah pasar, seperti Pasar Induk Johar Karawang, saat ini penuh. "Kios mereka malah merasa nggak jalan-jalan, beras nggak ada yang beli dan harga cenderung turun," ujarnya.
Stok beras melimpah, kata Bayu, juga terjadi di Pasar Induk Cipinang. Meskipun, pergerakannya belum secepat yang diinginkan.
"Tapi stok ada. Optimistis minggu depan, ketika masuk Ramadan dan menjelang lebaran, harga beras terkendali," kata dia.
Selain memasuki masa panen, Bayu optimistis harga beras segera turun lantaran stok beras di Bulog juga melimpah. Ia menuturkan, saat ini Bulog memiliki stok 1,3 juta ton.
Hingga akhir Maret, Bulog juga berpotensi menambah stok beras sekitar 30 ribu ton setiap pekan.
"Sambil keluar untuk bantuan pangan, SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan), insyaallah stok kita akan terjaga," tuturnya.
Akhir-akhir ini kenaikan harga beras memang menjadi sorotan. Pasalnya, tak cuma harganya yang naik, stok beras sempat langka di sejumlah toko retail modern.
Adapun berdasarkan panel harga di Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini, harga beras premium tercatat sebesar Rp 16.430 per kilogram. Harga tersebut naik Rp 20 atau 0,12 persen. Sementara, harga beras medium terpantau di angka Rp 14.330 per kilogram, naik Rp 30 atau 0,21 persen.
Pilihan Editor: Tiga Alasan Jokowi Impor Beras Besar-Besaran di Awal Tahun