TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut. Kendati ada potensi ekspor Indonesia ke Jepang melemah, namun ada peluang impor dari Jepang lebih menguntungkan.
"Impor (bisa) menjadi lebih murah untuk produk-produk Jepang," kata David dalam LPPI Virtual Seminar pada Jumat, 23 Februari 2024.
Sebab, Yen, yang merupakan mata uang Jepang sudah melemah. David menuturkan, pelemahan Yen berada di kisaran 12-13 persen pada 2023 dan pada tahun ini sekitar 12 persen year to date.
"Jadi sekarang sudah sekitar ¥ 150-an per 1 dolar AS," tutur David. "Memang pelemahannya sangat-sangat tajam untuk mata uang Yen."
Sebagai perbandingan, data RTI Business pada Jumat malam memperlihatkan Yen berada di level ¥ 150,45 per dolar AS pada pukul 19.50. Angka ini lebih rendah sekitar 0,07 persen dibandingkan saat pembukaan pasar di Jumat pagi yang sebesar ¥ 150,52 per dolar AS.
"Di sisi lain, (pelemahan Yen juga bisa) meningkatkan wisatawan Indonesia yang pergi ke Jepang karena dari segi mata uang mereka ada pelemahan," ujar David.
Sedangkan dari sisi ekspor, kata dia, permintaan dari Jepang bisa terpengaruh. Produk ekspor yang berpotensi terdampak adalah batu bara, minyak sawit atau CPO, mesin peralatan, sparepart kendaraan, dan sebagainya.
"Jadi memang akan ada pengaruhnya, tapi bisa menjadi peluang untuk mendiversifikasi ekspor kita. Jangan hanya tergantung ke beberapa negara dari sisi tujuan ekspor maupun dari sisi produknya," ucap David.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami kontraksi atau negatif selama dua kuartal berturut-turut. Perekonomian Jepang terkontraksi minus 0,8 persen di Q3 (kuartal III 2023) dan minus 0,1 persen di Q4 (kuartal IV 2023).
Kendati demikian, Suahasil berharap ekonomi Jepang bisa kembali ke teritori positif pada 2024. Ini sesuai dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi ekonomi Jepang tumbuh 0,9 persen pada tahun ini.
"Tentu kami pantau terus situasi seperti apa, karena Jepang salah satu tempat kita mengekspor cukup banyak dan salah satu sumber dari modal FDI (penanaman modal asing) Indonesia," tutur Suahasil dalam konferesi pers APBN Kita pada Kamis, 22 Februari 2024.
AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Kerap Dirazia Polisi, Asosiasi Minta Terbitkan Standarisasi Knalpot Brong