TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan melaporkan pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 107,6 triliun per 31 Januari 2024. Meski begitu, kementerian yang dipimpin Sri Mulyani menyebut pembiayaan ini telah terukur.
"Pembiayaan anggaran on track. Kami telah melakukan realisasi pembiayaan sebesar 107,6 triliun di 2024, khususnya di Januari," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual pada Kamis, 22 Februari 2024.
Dia menjelaskan target utang pemerintah pada tahun ini adalah Rp 648,1 triliun. Sehingga pembiayaan sebesar Rp 107,6 triliun itu masih 16,6 persen dari target APBN 2024.
"Nah, tentu kami akan terus melakukan pemantauan atas dinamika pasar keuangan," ucap Suahasil.
Dengan demikian, kata dia, Kementerian Keuangan bisa terus menerbitkan Surat Berharga Negara atau SBN secara efisien. Sehingga dapat mengantisipasi dan memitigasi risiko dari kondisi di tingkat global.
Selain itu, Suahasil menyebut akan terus melakukan sinergi dan koordinasi dengan Bank Indonesia. Kementerian Keuangan juga akan menarik utang dengan strategi secara prudent, fleksibel, optimistik, dan terukur.
Ia menjelaskan optimistik berarti pihaknya akan mencari kesempatan-kesempatan yang tepat untuk mendapatkan pembiayaan tersebut. Adapun fleksibel berarti penarikan utang dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah hal.
"Kami selalu pikirkan timing-nya kapan, besarannya sizing-nya, bentuk instrumennya, dan juga currency mix kapan kami terbitkan (SBN) dalam rupiah, kapan kami terbitkan dalam mata uang asing," tutur dia.
AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN