"Belum dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan industri hilir," kata Fahmi di Jakarta, Rabu (24/6).
Produk industri hilir hasil olahan CPO yang pengembangannya masih minim seperti surfactant, farmasi, kosmetik, dan produk kimia dasar organik. Padahal jika industri hilir dikembangkan, menurut Fahmi, nilai mata rantai dan nilai tambah produk akan semakin tinggi.
Apalagi, produk turunan CPO mempunyai hubungan dengan sektor usaha dan kebutuhan masyarakat di bidang pangan. Misalnya, pupuk, pestisida, bahan aditif makanan, pengawet makanan, penyedap makanan, kemasan plastik.
"Cabang industri turunan CPO yang prospektif dikembangkan di Indonesia di masa mendatang adalah yang punya pasar potensial dan bisa menjadi bahan baku dan produk jadi," tuturnya.
NIEKE INDRIETTA