TEMPO.CO, Jakarta - Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan, ada dua faktor yang akan lebih menentukan arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia ke depan pasca Pemilu.
"Pertama, kinerja operasional dan finansial dari masing-masing emiten. Kedua, faktor makroekonomi dan makroindustri masing-masing sektor," katanya di kantor Mirae Asset Sekuritas, Jakarta Selatan pada Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut dia, jika kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau tidak ada perbaikan struktural ke arah yang lebih positif, maka akan jadi kabar buruk bagi IHSG maupun harga obligasi.
"Sekuat apapun presidennya, misalnya dipilih oleh 60 persen suara elektoral atau 80 persen partainya menguasai di parlemen, kalau dua faktor ini tidak terpenuhi, tidak ada perbaikan struktural, mungkin agak sulit untuk IHSG mencapai kinerja yang lebih baik lagi."
Di samping itu, kata Robert, persaingan dengan negara lain juga menjadi perhatian. Pasalnya, pasar modal negara lain juga sudah semakin berkembang. "Kalau misalnya kita melihat return dari IHSG tahun lalu 6 persen, which is not bad. Tapi kalau kita melihat dari indeks harga negara tetangga yang lain, jauh sekali kita tertinggal," tuturnya.
Selanjutnya: Oleh sebab itu, menurut Robert, Indonesia mesti menyusun strategi....