Menanggapi klaim Tom Lembong soal tesla tak gunakan nikel, Luhut Binsar Pandjaitan pun akhirnya ikutan angkat bicara. Luhut membantah klaim Tom Lembong soal penggunaan LFP untuk mobil Tesla yang diproduksi di Cina. Hal itu luhut sampaikan melalui postingannya di akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Rabu, 24 Januari 2024.
“Tidak benar yang disebutkan kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya,” kata Luhut “Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel yang disuplai LG.”
Menko Marves juga membalas kritik Tom Lembong soal harga nikel anjlok gara-gara hilirisasi. “Anda perlu melihat data panjang sepuluh tahun terakhir. Anda kan pebisnis juga,” kata Luhut melalui postingannya di Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Rabu, 24 Januari 2024. “Siklus komoditi itu naik turun. Apakah itu batu bara, nikel, timah, emas, apa saja.”
Luhut juga mengklaim harga nikel saat ini lebih baik ketimbang sebelum pemerintah menjalankan hilirisasi. Ia menyebut selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, rata-rata harga nikel dunia adalah US$ 15 ribu. Harga nikel saat itu, kata Luhut, lebih rendah ketimbang harga sekarang atau setelah melakukan kebijakan hilirisasi. Bahkan, pada awal periode hilirisasi, rata-rata harga nikel dunia hanya sekitar US$ 12 ribu.
“Jadi, saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ber-statement seperti ini. Bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung,” ujar Luhut. “Saya sedih melihat Anda.”
Sementara itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga membantah anggapan Tom Lembong, soal nikel Indonesia yang tidak lagi diminati pasar. Menurut Bahlil, nikel masih digunakan produsen untuk membuat baterai kendaraan listrik. “Apa benar nikel akan ditinggalkan? Ini kebohongan publik,” kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Rabu, 24 Januarri 2024.
Menurut Bahlil, nikel masih menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik karena kualitasnya lebih baik ketimbang baterai LFP. Bahlil sekaligus membantah klaim bahwa mobil Tesla milik Elon Musk sudah beralih sepenuhnya ke LFP. Menurutnya, baterai LPF hanya digunakan pada mobil tesla yang jenis standar. Pasalnya, kata Bahlil, kualitas jarak tempuh masih lebih bagus dengan baterai nikel atau NMC.
“Jadi, jangan omon-omon saja. Bahaya ini negara kalau dibuat begini,” ujar Bahlil.
Mantan Mendag Muhammad Lutfi ikut buka suara
Mantan Menteri Perdagangan Muhammad atau Mendag Lutfi juga ikut buka suara soal baterai LFP dan nikel yang menjadi bahan baku baterai mobil listrik. Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Lutfi mengklaim masih banyak produsen mobil listrik yang menggunakan baterai berbahan nikel.
“Nikel masih menjadi baterai pilihan produsen mobil listrik. Kenapa? Karena nikel itu lebih energy dense,” ujar Lutfi dalam postingan di akun Instagram @m.lutfi dikutip Kamis, 25 Januari 2024.
Pihaknya menjelaskan beberapa alasan produsen mobil listrik masih menggunakan nikel sebagai bahan baku baterainya. Salah satu alasannya adalah karena baterai nikel bisa memuat lebih banyak energi. “(Nikel) bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil dan lebih ringan juga. Jadi mobil teslanya bisa pergi lebih jauh sekali charge,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan sejumlah fakta-fakta tersembunyi dari baterai LFP. Salah satunya terkait kinerja baterai LFP yang bisa menurun di suhu tertentu. Kendati begitu, dia menilai pasar LFP di Indonesia masih bisa diperhitungkan. “Kinerja Baterai LFP bisa menurun hingga 60 persen di cuaca dingin, baterai LFP bisa mati di bahwa suhu -10 derajat, tapi Indonesia bukan negara yang bersalju berarti pasar LFP masih bisa diperhitungkan,” katanya.
Beberapa kali, Tom Lembong menanggapi serangan Luhut, Bahlil dan Muhammad Luthfi itu. "Coba cek lagi, saya tidak menyatakan seluruh Tesla tidak lagi memakai nikel, saya menyebutnya Tesla yang diproduksi di Tiongkok sekarang menggunakan LFP bukan nikel, bukan semua Tesla," kata dia di berbagai platform.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | DICKY KURNIAWAN | RIRI RAHAYU | ADINDA JASMINE PRASETYO
Pilihan Editor: Tom Lembong Tantang Pemerintah Buka Satu per Satu Investasi IKN, Bahlil: Nggak Boleh Saya Bongkar