Nikel Mulai Ditinggalkan
Selain itu, saat Debat Cawapres Cak Imin juga ditanya oleh cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, terkait apakah Anies dan Muhaimin anti nikel atau tidak. Pasalnya, Tim Pemenangan Nasional Anies-Cak Imin (Timnas AMIN) kerap kali menggaungkan LFP (lithium ferofosfat) yang merupakan pengganti nikel.
Cak Imin pun menjawab bahwa kebijakan yang berkaitan dengan pertambangan sumber daya alam (SDA) memerlukan etika. Maksud dia adalah etika lingkungan, yang akan menjadi kebijakan menyangkut produksi pengambilan tambang sumber daya alam.
“Apapun yang kita gunakan, potensi bangsa ini rujukannya adalah etika lingkungan, komitmen kita, yaitu meletakkan keseimbangan manusia dan alam,” ucapnya.
Sebelumnya, Co-Captain Timnas AMIN, Tom Lembong dalam podcast Total Politik mengatakan bahwa seluruh mobil listrik Tesla yang diproduksi di Cina, saat ini sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterainya.
“Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel dan 0 persen cobalt, jadi namanya LFP, Lithium Ferro Phospate, pakai besi, pakai fosfat, masih tetap pakai lithium tapi sudah tidak lagi pakai nikel pakai cobalt. Itu 100 persen dari mobil Tesla menggunakan baterai seperti itu. Jadi Tesla pun mulai bergerak,” kata Tom dalam podcast tersebut.
Dia juga membicarakan soal masa depan cadangan nikel di Indonesia. Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa harga nikel global telah mengalami penurunan sekitar 30 persen dalam waktu setahun terakhir.
“Diprediksi tahun depan akan terjadi surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi, dengan begitu gencarnya dibangun smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, akhirnya harga jatuh, terjadi kondisi oversupply,” ujar Tom Lembong.
“Kedua, karena kita begitu militan dan begitu konfrontasional terhadap nasabah-nasabah kita di luar negeri, akhirnya mereka ketakutan dan juga kehilangan kepercayaan, akhirnya apa, mereka mencari opsi lain, mereka membuat formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel,” kata Tom.
Pernyataan mantan Menteri Perdagangan itu pun mendapat sorotan dari Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Luhut menunjukkan kegeramannya kepada Tom Lembong secara terbuka. Dia membalas kritik Tom Lembong soal harga nikel anjlok gara-gara hilirisasi.
“Anda perlu melihat data panjang sepuluh tahun terakhir. Anda kan pebisnis juga,” kata Luhut Rabu, 24 Januari 2024. “Siklus komoditi itu naik turun. Apakah itu batu bara, nikel, timah, emas, apa saja.”
Luhut juga mengklaim harga nikel saat ini lebih baik ketimbang sebelum pemerintah menjalankan hilirisasi. Ia menyebut selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, rata-rata harga nikel dunia adalah US$ 15 ribu.
Harga nikel saat itu, kata Luhut, lebih rendah ketimbang harga sekarang atau setelah melakukan kebijakan hilirisasi. Bahkan, pada awal periode hilirisasi, rata-rata harga nikel dunia hanya sekitar US$ 12 ribu.
“Jadi, saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ber-statement seperti ini. Bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung,” ujar Luhut. “Saya sedih melihat Anda.”
Oleh karena itu, Luhut mengaku jadi meragukan intelektual Tom Lembong. “Oke, mungkin betul Anda intelektual. Tapi karakter Anda, menurut saya tidak bagus.”
Sementara itu, Bahlil menyebut pernyataan Tom Lembong tentang nikel di Indonesia sudah tidak lagi diminati pasar atau industri baterai kendaraan listrik sebagai kebohongan publik.
“Apa benar nikel akan ditinggalkan? Ini kebohongan publik,” kata Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Rabu, 24 Januari 2024.
Bahlil mengatakan bahwa saat ini nikel masih menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik karena kualitasnya lebih baik ketimbang bahan baku baterai LFP. Adapun baterai yang menggunakan nikel adalah jenis baterai Nickel Manganese Cobalt (NMC).
Kemudian, Bahlil juga mengomentari pernyataan Tom Lembong yang menyebut bahwa Tesla sudah tidak lagi menggunakan baterai nikel. Menurut Bahlil, mobil listrik Tesla yang sudah beralih ke baterai LFP adalah model standarnya saja.
“Jadi, jangan omon-omon (cuap-cuap) saja. Bahaya ini negara kalau dibuat begini,” ujar Bahlil menambahkan.
Senada dengan Luhut dan Bahlil, Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga ikut buka suara soal baterai LFP dan nikel yang menjadi bahan baku baterai mobil listrik. Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Lutfi mengklaim masih banyak produsen mobil listrik yang menggunakan baterai berbahan nikel.
"Nikel masih menjadi baterai pilihan produsen mobil listrik. Kenapa? karena nikel itu lebih energy dense,” ungkap Lutfi dalam postingan di akun Instagram @m.lutfi dikutip Kamis, 25 Januari 2024.
RADEN PUTRI | RIRI RAHAYU | DEFARA DHANYA
Pilihan Editor: Luhut dan Bahlil Kompak Jawab Kritik Tom Lembong terkait Nikel