Lebih lanjut ihwal dampak ekonomi, Bhima mengatakan pensiun dini PLTU batu bara dan percepatan pembangkit EBT bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 639.269 orang. Penduduk miskin bisa berkurang 153.755 orang dan laba pelaku usaha meningkat Rp 44 triliun. Sementara itu, PDB Jawa Barat naik Rp 7,4 triliun dan Banten naik Rp 1,9 triliun.
Ketimpangan antarwilayah, kata dia, juga bisa turun dari 0,74 menjadi 0,73 dalam dua tahun. Adapun estimasina, tahun pertama sebagai tahun penutupan dan tahun kedua ketika pembangkit EBT diinstalasi. "Kalau diperpanjang sampai pensiun, ketimpangan juga akan semakin turun."
Akan tetapi, dampak positif itu tidak akan terjadi jika pemerintah hanya melakukan pensiun PLTU batu bara tanpa menyiapkan pembangkit EBT. Alih-alih berdampak positif pada sektor ekonomi, Bhima mengatakan, pensiun PLTU batu bara justru menghilangkan ekonomi hingga Rp 3,9 triliun. Serapan tenaga kerja juga berkurang 14.022, laba pelaku usaha turun Rp 4,14 triliun, dan penduduk miskin bertambah 3.373. Kemudian, PDB Jawa Barat anjlok Rp 1,2 juta triliun dan PDB Banten turun Rp 930 miliar.
Adapun Bhima mengatakan studi yang dilakukan Celios terhadap PLTU Cirebon 1, PLTU Pelabuhan Ratu, dan PLTU Suralaya, ini menggunakan model dan asumsi Interregioanal Input-Output (IRIO).
Dengan model ini, dampak kebijakan investasi di suatu wilayah terhadap wilayah lainnya dapat diestimasi secara komprehensif. "Jadi, kita bisa melihat kalau PLTU Cirebon ditutup, dampak ke Banten bagaimana?" kata dia.
Pilihan Editor: Pengusaha Gugat Pajak Hiburan, Anak Buah Airlangga: Monggo, Itu Hak Mereka