TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan militer kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman pada Jumat pagi, 12 Januari 2024. Militer kedua negara tersebut menggunakan kapal permukaan, pesawat tempur, dan kapal selam untuk melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi di sejumlah kota di Yaman.
Serangan AS dan Inggris itu merupakan balasan atas serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah. Serangan ini juga menjadi yang pertama kalinya dilakukan AS terhadap Houthi sejak serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah dimulai pada November 2023.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis, 11 Januari 2024 bahwa serangan tersebut merupakan tindak lanjut dari serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah. Biden memperingatkan dia “tidak akan ragu” untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Alasan AS dan Inggris Menyerang Houthi Yaman
Sejak 19 November 2023, setidaknya telah terjadi 27 serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah, menurut Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan. Kelompok Houthi juga tidak mengizinkan kapal-kapal terkait melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb, sebagai balasan atas genosida Palestina oleh negara Zionis.
Akibatnya, beberapa perusahaan pelayaran raksasa menghindari Terusan Suez dan malah transit di seluruh Afrika. Untuk mengurangi dampaknya terhadap perdagangan internasional, AS bersama beberapa negara lain meluncurkan satuan tugas maritim "Operasi Penjaga Kemakmuran" untuk berpatroli di Laut Merah.
Teranyar, Houthi melancarkan salah satu serangan terbesar di Laut Merah pada Selasa, 9 Januari 2023. Tiga kapal perusak AS bersama F-18 AS dan sebuah kapal perang Inggris pun menembak jatuh 18 drone dan beberapa rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Joe Biden mengatakan bahwa AS dan Inggris telah bekerja sama dengan sejumlah negara lain seperti dengan Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda untuk menyerang Houthi. AS dan beberapa negara lain memperingatkan bahwa Houthi akan menghadapi “konsekuensi” jika serangan terus berlanjut.
“Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, dan arus bebas perdagangan di jalur perairan penting di kawasan ini,” demikian bunyi pernyataan bersama yang dikeluarkan Gedung Putih pada Rabu, 10 Januari 2023 lalu
Tanggapan Houthi Atas Serangan AS dan Inggris Ke Yaman
Kelompok Houthi pada Jumat, 12 Januari 2024 menyebut serangan AS dan Inggris terhadap Yaman “biadab”. Menurut laporan Al Jazeera, Houthi akan merespons dengan tegas serangan tersebut dan akan terus menargetkan kapal-kapal yang menuju Israel.
Kelompok itu mengatakan setidaknya lima lokasi, termasuk lapangan terbang telah diserang, menurut Al Masirah, saluran berita satelit yang dikelola Houthi.
Dilaporkan bahwa serangan tersebut menghantam pangkalan udara al-Dailami di utara ibu kota, Sanaa, bandara di kota pelabuhan strategis Hodeidah, sebuah kamp di timur Saada, bandara di kota Taiz dan bandara dekat Hajjah.
Wakil Sekretaris Informasi Ansar Allah, yang juga dikenal sebagai Houthi, Nasreddin Amer mengatakan kepada Newsweek bahwa serangan dua negara itu tidak dibenarkan.
“Setiap serangan terhadap kami tidak memiliki pembenaran,” ujar Amer, “karena itu hanyalah dukungan bagi Israel untuk terus membunuh rakyat Palestina yang tertindas.”
RIZKI DEWI AYU | AL JAZEERA | REUTERS | CBS NEWS
Pilihan Editor: Tantangan Ekonomi 2024 Disebut Sedikit Berkurang, Pemerintah Diingatkan Tetap Waspadai Konflik Geopolitik