TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 telah mampu menyehatkan perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari pencapaian APBN 2023 yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang telah didesain.
“APBN dua tahun berturut-turut sudah ahead of the curve. Mampu untuk menyehatkan dirinya, namun bisa pada saat yang bersamaan, menyehatkan ekonomi dan melindungi masyarakat,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2024.
Dalam perjalanan APBN beberapa tahun ke belakang, Sri Mulyani menilai APBN sudah menyelesaikan perjalanannya pascapandemi. Pemerintah pun berhasil menyelesaikan dan mengatasi pandemi dengan baik.
Hal ini terlihat dari perekonomian nasional yang sudah kembali pulih saat ini. Masyarakat pun kian diperkuat sejalan dengan APBN yang sudah semakin kuat. Ini juga yang akan menjadi modal bagi Indonesia untuk memasuki tahun 2024 dan seterusnya.
Adapun realisasi pendapatan negara pada APBN 2023 mencapai Rp 2.774,3 triliun, sebesar 112,6 persen terhadap APBN 2023 atau 105,2 persen dari Perpres 75/2023. Capaian itu tumbuh 5,3 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.
Dari total realisasi pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan perpajakan tembus Rp 2.155,4 triliun ,melampaui target APBN 2023 sekitar 106,6 persen atau 101,7 persen terhadap Perpres 75/2023. Kinerja itu tercatat tumbuh kuat sebesar 5,9 persen dari realisasi tahun 2022.
Sri Mulyani menekankan bahwa angka-angka ini diraih di tengah gejolak perekonomian global yang sangat dinamis dan termoderasi harga komoditas.
Sementara itu, belanja negara juga mengalami akselerasi sebagai wujud dukungan APBN terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas, pelaksanaan kebutuhan agenda Pemilu 2024, serta meredam dampak El Nino dan stabilisasi harga.
Sebagai gambaran, belanja negara tercatat sebesar Rp 3.121,9 triliun, setara 102,0 persen terhadap target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun atau 100,2 persen terhadap Perpres 75/2023 sebesar Rp 3.117,2 triliun.
Walhasil, dengan belanja negara yang tembus 100 persen serta realisasi pendapatan negara yang juga baik, kata Sri Mulyani, pemerintah mampu menurunkan defisit APBN 2023 menjadi 1,65 persen.
ANTARA
Pilihan Editor: Mengapa Sri Mulyani Memotong Anggaran Pertahanan Prabowo Saat Pandemi?