TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan terdapat 46 pengguna jasa di bursa karbon yang mendapatkan izin.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, jumlah tersebut merupakan total pengguna jasa sejak bursa karbon pertama diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 Desember 2023.
“Per 30 November 2023 masih terdapat 41 pengguna jasa, dengan total volume sebesar 494.254 tCO2e (setara ton CO2 ekuvalen) dan akumulasi nilai sebesar Rp 30,91 miliar,” ujar Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Desember pada Selasa, 9 Januari 2023.
Untuk rinciannya, kata Inarno, 30,38 persen di pasar reguler sebesar Rp 9,39 miliar, 9,83 persen di pasar negosiasi sebesar Rp 3,04 miliar, dan 59,79 persen di pasar lelang sebesar Rp 18,48 miliar.
Lebih lanjut, Inarno mengatakan untuk 2024 ini, pengembangan bursa karbon masih berpotensi terus bertumbuh dengan baik.
Selanjutnya: “Tentunya ke depan, potensi perdagangan bursa karbon...."