TEMPO.CO, Bandung - Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan, perbaikan di lokasi kecelakaan kereta di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka dinyatakan rampung,
“Gangguan di jalur yang sempat mengganggu perjalanan kereta api berhasil ditangani seluruhnya dan sudah bisa dilewati kereta api dengan puncak kecepatan maksimal di petak jalan tersebut,” kata dia, dikutip dari keterangannya, Selasa, 9 Januari 2024.
Di lokasi kecelakaan kereta api di Cicalengka tersebut saat ini sudah bisa dilintasi kereta api dengan kecepatan maksimal 90 kilometer per jam mulai hari ini, Selasa, 9 Januari 2024, pukul 15.10 WIB. Perbaikan yang dilakukan meliputi perbaikan geometri, perbaikan angkat lestreng, perbaikan penambat rel, perapihan balas dan pekerjaan menggunakan mesin MTT (Multi Tie Tamper) selama dua malam.
Ayep mengatakan, sebelumnya normalisasi jalur kereta di lokasi kecelakaan kereta di Cicalengka rampung pada 6 Januari 2023. Uji coba jalur kereta saat itu dilakukan dengan menjalankan dua lokomotif dengan kecepatan 5 kilometer per jam. Kendati sudah dinyatakan aman untuk dilintasi, kecepatan kereta yang melintas masih dibatasi..
Kereta pertama yang lewat saat itu adalah KA Cikuray relasi Garut-Pasar Senen dengan kecepatan dibatasi 20 kilometer per jam. Kecepatan tersebut berlaku untuk semua kereta yang melintas di lokasi kecelakaan kereta di Cicalengka. Pada Senin, 8 Januari 2024, pukul 12.00 WIB kecepatan kereta yang melintas mulai dipercepat namun dibatasi maksimal 60 kilometer per jam.
Terhitung hari ini, Selasa, 9 Januari 2024, PT KAI membolehkan kereta melintas dengan kecepatan puncak di jalur lintasan kereta di lokasi kecelakaan kereta di Cicalengka.
“Sekali lagi, KAI Daop 2 Bandung mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholders yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menuntaskan proses evakuasi sehingga jalur dapat kembali normal,” kata Ayep.
Pilihan Editor: 900 Pemegang Polis Jiwasraya Tak Ikut Restrukturisasi, Dirut IFG: Nilainya Rp 188 Miliar