TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan atau Kemenhan menunda rencana membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Qatar. Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan hal itu karena kapasitas fiskal yang terbatas.
Menurut dia, penundataan itu diputuskan oleh dua kementerian yakni Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan. "Pemerintah telah menunda pembelian jet Mirage karena kapasitas fiskal kami, untuk saat ini, tidak dapat mendukung pembelian," ujar Dahnil dalam sebuah acara di stasiun TV swasta dikutip Reuters pada Kamis, 4 Januari 2024.
Namun, kata Dahnil, sebagai gantinya pihaknya akan melakukan retrofit—penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama—untuk pesawat Sukhoi dan F16 yang ada sebagai gantinya. Ketika mintai tanggapan Reuters mengenai hal itu, Dahnil dan Kementerian Keuangan tidak merespons.
Sebelumnya, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan unit perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG) untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 pada Januari 2023. Menurut Kementerian Pertahanan nilainya mencapai 733 juta Euro atau setara Rp 12,4 triliun dengan kurs Rp 16.966 per Euro.
Jet bekas itu akan dikirim dalam waktu 24 bulan setelah kesepakatan ditandatangani. Pembelian itu dimaksudkan untuk digunakan sementara sambil menunggu kedatangan beberapa dari 42 jet tempur Rafale yang telah dibeli pada 2022 seharga US$ 8,1 miliar.
Sebenarnya, rencana membeli jet Mirage telah dikritik oleh beberapa anggota parlemen karena dianggap usianya tua. Keputusan untuk menunda pembelian Mirage itu tetap dilakukan meskipun Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyetujui peningkatan 20 persen anggaran pertahanan hingga akhir 2024 untuk perangkat militer menjadi $25 miliar.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merupakan salah satu kandidat calon presiden atau Capres dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024 mendatang. Dia telah mengawasi upaya militer untuk memodernisasi armada senjata yang menua. Di antaranya mencakup pembelian 12 drone baru dari Turkish Aerospace, jet tempur dan helikopter dari perusahaan Amerika Serikat Boeing dan Lockheed Martin.
REUTERS | MOH KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Pekerjaan Rumah Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Keamanan Siber Jika Terpilih jadi Presiden