TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan ledakan tungku smelter nikel terjadi di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), salah satu Tenant yang beroperasi di kawasan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Sulawesi Tengah, pada Ahad pagi, 24 Desember 2023 pukul 05.30 WITA.
Insiden bermula dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja saat melakukan perbaikan dan pemasangan pelat pada bagian tungku.
“Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan,” kata Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan lewat keterangan tertulis.
Apa itu smelter dalam pertambangan?
Dikutip dari Koran Tempo edisi Jumat 9 Juni 2023, smelter adalah sarana pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam agar memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses ini juga meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor. Logam yang dimaksud antara lain seperti nikel, timah, tembaga, emas, dan perak.
Istilah smelter muncul dari sebuah proses yang dinamakan smelting. Menurut Britannica, smelting atau peleburan merupakan proses di mana logam diperoleh, baik sebagai unsur atau sebagai senyawa sederhana, dari bijihnya dengan pemanasan melebihi titik leleh, biasanya dengan adanya zat pengoksidasi, seperti udara, atau zat pereduksi, seperti kokas.
Peleburan logam kemungkinan besar telah dilakukan sejak 5000 SM di Timur Tengah. Seiring berjalannya waktu, teknologi peleburan kian berkembang. Awalnya peleburan menggunakan arang sebagai bahan bakar. Agar tetap menyala, bara arang disembur dengan udara. Metode ini digunakan hingga abad ke-18 sampai akhirnya kokas ditemukan.
Smelter menjadi sarana yang wajib ada pada industri tambang saat ini. Fungsi smelter memproses peleburan dan pengolahan bijih logam atau mineral mentah menjadi logam murni atau produk logam yang lebih bernilai. Cara kerjanya dengan memisahkan logam dari bahan tambang dan menghilangkan kontaminan.
Dengan smelter, perusahaan tambang bisa menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Sarana ini juga membantu perusahaan beroperasi secara optimal dan produktif. Sebelum mendirikan pabrik tambang, perusahaan di Indonesia wajib memiliki smelter.
Smelting merupakan pekerjaan berisiko besar karena melibatkan kontak langsung dengan suhu tinggi yang dapat membahayakan keselamatan. Selain itu, bijih yang diolah dapat mengandung zat berbahaya. Penggunaan alat berat juga memiliki risiko besar yang memerlukan kewaspadaan saat mengoperasikannya.
Karena itu, pekerja smelter harus mengikuti pelatihan keselamatan kerja sebelumnya. Mereka juga harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan standar untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mereka. Perusahaan juga wajib memiliki sistem pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RIRI RAHAYU | KORAN TEMPO | BRITANNICA
Pilihan editor: Fakta-fakta Ledakan Tungku Smelter di Morowali