TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada di kisaran 4,80 persen hingga 5,20 persen year on year (yoy).
Ketua Umum Apindo Shinta Khamdani mengatakan proyeksi pertumbuhan terendah yang melemah di bawah 5 persen disebabkan perlambatan ekonomi global. Hal ini tidak terlepas dari situasi geopolitik, inflasi, dan suku bunga tinggi.
"Suku bunga kredit di Indonesia yang tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan meningkatnya biaya operasional pelaku usaha," kata Shinta dalam acara Outlook Ekonomi Apindo 2024 di Gedung Apindo Jakarta, Kamis 21 Desember 2023.
Lebih lanjut, Shinta mengatakan sektor dengan kontribusi terbesar produk domestik bruto (PDB) akan kembali didominasi sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi. Menurut dia, masing-masing sektor itu diproyeksikan menguasi lebih dari 10 persen dalam PDB 2024.
Selain itu, kata dia, sektor manufaktur masih akan berada di level ekspansif. "Sedangkan sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat," ujar dia.
Sementara sektor pariwisata diprediksi dapat merealisisasikan target berkontribusi 4,5 persen dari PDB nasional seiring meningkatnya kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Apindo juga memprediksi inflasi akan terjaga di kisaran 3 persen. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar, lanjut Shinta, diprediksi ada di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 15.600 per dolar AS pada 2024. Proyeksi penguatan tersebut didasarkan pada perkiraan infasi yang terkendali dan kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2024 untuk fokus pada prostability.
"Namun, tren higher for longer yang bertahan sampai pertengahan tahun 2024 masih memungkinkan tergerusnya nilai tukar hingga di atas Rp 15.500 per dolar," ujar dia.
Pilihan Editor: Bos Apindo Kepri Curhat ke Zulhas: FTZ Batam Seperti Dikebiri, Banyak Regulasi yang Membatasi..