TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan mengatakan ada tiga krisis lingkungan yang mengancam masa depan bumi dan manusia (triple planetary crisis) yakni perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Fitra menyampaikan empat rekomendasi untuk mengatasi krisis lingkungan tersebut.
“Pertama, kebijakan satu data lingkungan hidup, pembangunan rendah karbon, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu segera diwujudkan,” ujar Misbah dalam acara Budget Literacy Forum 2.0 di UPN Veteran, Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2023.
Menurutnya, kementerian atau lembaga yang punya otoritas terhadap satu data ini perlu lebih sering duduk bersama dan menyepakati penggunaan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi satu sama lain.
Rekomendasi kedua Fitra yakni peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan rendah karbon serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. “Berdasarkan realisasi anggaran PRK yang ada saat ini baru memenuhi 34 persen dari total kebutuhan PRK, ini pun perhitungan optimis,” tuturnya.
Bila di-tracking lebih mendalam, kata Misbah, kemungkinan masih sangat jauh dari estimasi ideal untuk pemenuhan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Rekomendasi ketiga adalah pengembangan aplikasi KRISNA dan pendalaman proses climate budget tagging (CBT). Dia mengatakan aplikasi KRISNA dan proses CBT harus menjangkau hingga ke level komponen bahkan sub-komponen, agar lebih valid perhitungan besaran anggaran yang diklaim sebagai PRK dan angka pencapaian penurunan emisi GRK.
Terakhir, pemerintah perlu merumuskan stimulus fiskal bagi daerah-daerah yang mempunyai komitmen tinggi pada upaya pembangunan rendah karbon serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. “Stimulus fiskal yang dimaksud dapat berupa Dana Insentif Daerah berbasis Ekologi,” kata Misbah.
Pilihan Editor: FITRA Ungkap 3 Krisis Lingkungan yang Mengancam Masa Depan, Apa Saja?