TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengamat memprediksi rupiah bakal kembali melemah pada perdagangan awal pekan, Senin, 11 Desember 2023. Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, misalnya, memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah dipengaruhi oleh data tenaga kerja Amerika Serikat yang telah diumumkan.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yg rebound setelah data tenaga kerja AS NFP (Non-Farm Payroll) yang lebih kuat dari perkiraan,” ujar Lukman ketika dihubungi oleh Tempo, Ahad, 10 Desember 2023.
Sedangkan faktor dari internal, kata Lukman, para investor mengantisipasi data penjualan ritel Indonesia pada bulan November. Dia kemudian memperkirakan rupiah berada di kisaran level Rp 15.500 hingga Rp 15.650 per dolar AS.
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk alias BCA, David Sumual, mengatakan pasar akan kembali risk on karena ekspektasi Bank Sentral AS alias The Fed yang cenderung menahan suku bunga ke depan.
“Ini didukung juga oleh data klaim pengangguran AS,” kata David. Data ini tercatat naik 1.000 menjadi 220.000 pada awal Desember. “Cerminan ekonomi AS yang sedikit melemah.”
Terkait faktor internal, ekonom ini menyebut tidak ada katalis baru dari internal. “Volume pasar relatif rendah jelang libur akhir tahun,” tuturnya. Memasuki awal pekan besok, David memperkirakan rupiah bergerak di kisaran level Rp 15.350 hingga Rp 15.600 per dolar AS.
Adapun pada penutupan perdagangan Jumat lalu, rupiah melemah tipis tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp 15.518 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.515 per dolar AS. Sedangkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari itu menguat ke posisi Rp 15.500 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 15.536 per dolar AS.
DEFARA DHANYA PARAMITHA | ANTARA
Pilihan Editor: Rupiah Ditutup Melemah Tipis, Bagaimana dengan prediksi Senin Depan?