TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria merespons hasil survei perusahaan riset berbasis digital, Populix, yang mengungkap sebanyak 55 persen responden menyatakan khawatir pekerjaan mereka digantikan oleh kecerdasan buatan (AI).
Survei dilakukan selama dua minggu secara daring melalui platform Poplite by Populix terhadap total 1.246 responden lelaki dan perempuan dari kalangan milenial dan generasi Z di Indonesia.
Menurut Nezar, berdasarkan data McKinsey & Company saat ini diperkirakan terjadi potensi otomatisasi pekerjaan sekitar 9-47 persen. Dengan kemajuan teknologi, kata dia, bukan tidak mungkin otomatisasi akan terus meningkat. Namun, kemajuan teknologi bukan seharusnya ditakuti.
Dia menjelaskan justru semua perlu beradaptasi dengan zaman dan mengedepankan faktor humanis. “Yang mana selain kemampuan teknis dan analisis data dan memiliki kemampuan melakukan apa yang tidak dapat ditiru oleh mesin,” ujar Nezar saat dihubungi pada Kamis, 7 Desember 2023.
Untuk merespons kondisi tersebut, Kominfo terus mendorong kemampuan penguasaan teknologi masyarakat. Pertama, melalui kegiatan literasi digital untuk pemahaman isu digital di tingkat dasar dengan topik-topik mengenai AI. Seperti isu keamanan anak dalam dunia AI dan pengenalan beragam fitur AI.
Kedua, pelatihan keterampilan digital di tingkat menengah. “Melalui program Digital Talent Scholarship dengan materi pelatihan seperti Machine Learning in Java dan AI for Junior Developer,” tutur Nezar.
Sebelumnya survei Populix menyebutkan kekhawatiran masyarakat akan kehilangan pekerjaan itu berdampak pada ketidakpuasan kerja dan meningkatkan stres. Namun di sisi lain, ada yang menganggap penggunaan AI bisa memungkinkan proses kerja yang lebih efisien.
Alasannya karena kemampuan AI dalam mengotomatisasi tugas-tugas sederhana dan bersifat berulang. Sehingga karyawan dapat lebih fokus pada aspek pekerjaan yang menuntut sisi kreatif. Selain itu, analisis dan wawasan yang digerakkan oleh AI dinilai dapat memberikan informasi yang sangat berharga.
“Tujuannya untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan merumuskan strategi agar lebih efektif,” ujar Co-Founder dan CTO Populix, Jonathan Benhi, lewat keterangan tertulis, Kamis, 30 November 2023.
Dengan peningkatan kualitas pekerjaan yang didukung oleh AI tersebut, karyawan merasa lebih puas dengan hasil pekerjaannya. “Sejatinya AI membawa sekumpulan manfaat sekaligus risiko dalam penerapannya,” kata Jonathan.
Penelitian itu juga dilakukan dengan menggabungkan beberapa metode seperti wawancara dan tinjauan pustaka, yang berlangsung pada September 2023. Menurut Jonathan, teknologi AI merupakan pedang bermata dua. Selain menawarkan potensi yang sangat besar, pemanfaatan teknologi ini memiliki segudang risiko.
Tak hanya ancaman terhadap berkurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia, AI menimbulkan kekhawatiran dari sisi privasi, keamanannhingga bias. Teknologi AI yang berasal dari mesin pembelajaran membawa risiko bias dan diskriminasi ketika dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan dalam konteks perekrutan tenaga kerja, persetujuan pinjaman, dan peradilan pidana.
Sementara itu, pengumpulan dan pemanfaatan data pribadi secara ekstensif untuk pengaplikasian teknologi AI menimbulkan pertanyaan tentang privasi data. "Hal ini berpotensi pada pelanggaran data hingga penyalahgunaan informasi pribadi,” tutur Jonathan.
Lebih dari itu, semakin canggihnya serangan siber yang didukung AI pun turut membawa ancaman serius terhadap keamanan daring. Dengan minimnya keterampilan literasi internet yang diajarkan dalam sistem pendidikan di Indonesia, risiko penipuan yang didukung AI menjadi semakin meresahkan.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia disarankan perlu mengambil serangkaian upaya untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab. Misalnya, untuk mengurangi risiko bias dalam penggunaan AI, perusahaan dapat melakukan audit pada data yang digunakan untuk melatih model AI.
MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS | ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan