TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank UOB Indonesia menyatakan memperoleh tambahan modal lewat rights issue atau penambahan modal lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HEMTD). Melalui mekanisme ini, UOB Indonesia menerbitkan sekitar 1 miliar saham baru senilai Rp 1,5 triliun.
UOB Indonesia dalam pernyataan resminya mengatakan penambahan modal ini adalah bukti dukungan dan komitmen jangka panjang para pemegang saham di Indonesia terhadap strategi pertumbuhan yang berkesinambungan dan dipercepat.
"Baik untuk bisnis perbankan konsumer maupun wholesale di Tanah Air," begitu bunyi keterangan resmi tersebut, dikutip Rabu, 6 Desember 2023.
UOB Indonesia menjelaskan penambahan modal ini selesainya akuisisi dan integrasi penuh aset dan liabilitas bisnis perbankan konsumer Citibank Indonesia ke perusahaan pada bulan lalu.
Rights issue juga menyusul penyelesaian integrasi di bisnis consumer banking Citibank di Malaysia dan Thailand pada November 2022, serta Vietnam pada Maret 2023. Dengan begitu, seluruh akuisisi UOB terhadap bisnis perbankan konsumer Citigroup di keempat negara ASEAN tersebut telah selesai.
Berdasarkan laporan perusahaan berjudul 'Ringkasan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank UOB Indonesia' di laman keterbukaan informasi BEI, rights issue disepakati dalam rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada 26 Oktober 2023.
Rapat tersebut menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor UOB Indonesia dengan mengeluarkan 1,04 miliar lembar saham. Adapun nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 250 atau total Rp 260 miliar.
Saham baru tersebut ditawarkan sebesar Rp 1.441. Dengan harga tersebut, UOB Indonesia telah memperoleh tambahan modal sebesar sekitar Rp 1,5 triliun.
Pilihan Editor: Profil UOB Indonesia yang Akuisisi Bisnis Consumer Banking Citibank