TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menjelaskan dampak ekonomi dari pembangunan kota metaverse. Pembangunan kota metaverse salah satu program dari calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jika terpilih memimpin Indonesia.
Menurut Pratama, dampak pembangunan kota metaverse terhadap pertumbuhan ekonomi masih perlu dikaji lebih dalam. “Karena selain kota metaverse adalah sebuah konsep baru, juga belum nampak potensi bisnis yang bisa dihasilkan,” ujar dia saat dihubungi pada Senin malam, 4 Desember 2023.
Di sisi lain, dia melanjutkan, perkembangan metaverse saat ini juga cenderung melambat di dalam negeri bahkan dunia. Sehingga belum bisa dipastikan kesuksesam serta keberlangsungan dari kota metaverse yang akan dibangun salah satunya dikarenakan dianggap tidak semenarik solusi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Selain itu, pengembangan produk yang terlalu cepat dan tidak disesuaikan dengan ekosistemnya dan pasar metaverse di Indonesia masih tersegmentasi. “Tidak merujuk pada masyarakat secara umum, sehingga jumlah penggunanya juga makin sedikit,” tutur Pratama.
Beberapa perusahan dunia bahkan menutup divisi pengembangan metaverse karena alasan tersebut. Di antara lain Disney serta Microsoft. “Bahkan Meta (sebelumnya Facebook) menderita kerugian hampir US$ 4 miliar dari unit metaverse-nya,” ucap Pratama.
Senada dengan Pratama, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan seharusnya Prabowo-Gibran fokusnya tidak pada pengembangan metaverse, tapi lebih baik diarahkan ke AI. “Metaverse itu dapat dikatakan sebagai produk IT yang kurang berhasil dari Meta,” ujar Alfons.
Menurut dia, metaverse merupakan kegagalan Mark Zuckerberg—pendiri CEO Meta Platforms Inc—dalam melihat peluang dan mempertaruhkan arah platformnya, Meta. Selan itu, hal tersebut juga diikuti dengan keruntuhan kripto beserta aset digital lainnya.
Sehingga, Alfons berujar, sebaiknya berhati-hati dalam memilih program-program IT. “Sebaiknya libatkan milenial atau yang lebih mudah untuk lebih cepat tahu dan beradaptasi dengan perkembangan IT,” ucap Alfons.
Dia juga mengatakan metaverse kurang efektif jika ingin dikembangkan. Lebih baik fokus pada teknologi AI. Karena uang yang digunakan merupakan sumber daya terbatas, sehingga Alfons menuturkan harus bijak menggunakannya. “Sekalipun itu uang negara atau anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).”
Sebelumnya, rencana Prabowo akan membangun kota metaverse itu diungkap oleh Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. Dia mengatakan, total ada 10 kota metaverse yang akan dibangun Prabowo.
“Sembilan kota seperti sembilan planet, dan mataharinya adalah IKN sebagai super hub dari ekosistem digital. Ini bisa dikerjakan, orangnya ada,” kata Budiman dalam acara Indonesia Digital Summit 2023 di Four Seasons Jakarta, Selasa, 28 November 2023.
Mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, pemerintah akan melibatkan stakeholders lain untuk mewujudkan kota virtual tersebut. Adapun total kebutuhan investasi guna membangun satu ekosistem digital di satu kota mencapai US$ 8,6 miliar atau sekitar Rp 125 triliun. Dengan rencana 10 kota Metaverse, maka akan memakan anggaran sebesar Rp 1.250 triliun.
Pilihan Editor: TKN Prabowo - Gibran Janjikan Kredit Bagi Milenial yang Memulai Bisnis Startup