Tantangan Infrastruktur Indonesia
Indonesia kini dihadapkan pada sejumlah tantangan krusial pada pembangunan infrastruktur. Pemerintah menjadikan penyediaan akses perumahan yang layak, aman, dan terjangkau, serta pemenuhan air minum dan sanitasi berkualitas sebagai landasan peningkatan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat.
Proses penyediaan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan dihadapkan pada tantangan besar, terlihat dari belum optimalnya penyediaan akses, pasokan energi, dan pemerataan listrik yang belum merata dan berkelanjutan. Diperlukan usaha serius dalam mengembangkan sumber daya energi terbarukan (EBT) dan memanfaatkan energi ramah lingkungan (green energy) untuk memastikan pemenuhan kebutuhan energi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Anggaran dan Output Pembangunan Infrastuktur 2024
Dana yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tahun 2024 dikelola secara strategis untuk menghasilkan hasil konkret. Fokus pada sektor layanan dasar dan pangan, target pembangunan rumah susun dan khusus adalah sebanyak 6.032 unit, disertai dengan rehabilitasi 613 unit sekolah pada tingkat dasar dan menengah. Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kapasitas 2.270 liter/detik juga akan direalisasikan, bersama dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 4.000 Ha dan 38.000 Ha.
Baca juga:
Dalam hal konektivitas dan transportasi, alokasi anggaran difokuskan pada pembangunan jalan baru sepanjang 271,2 km, jalan tol yang beroperasi sepanjang 50,8 km, serta konstruksi jalur kereta api kumulatif sepanjang 7.451 km. Selain itu, pembangunan jembatan baru dengan total panjang 4.796,2 m, berserta pembangunan flyover, underpass, dan terowongan sepanjang 2.231,1 m menjadi bagian integral dari upaya meningkatkan konektivitas. Tidak hanya itu, investasi juga mencakup pembangunan 21 lokasi bandara baru dan 36 pelabuhan penyeberangan baru.
Dalam sektor energi dan ketenagalistrikan, alokasi anggaran difokuskan untuk melanjutkan proyek-proyek seperti pembangunan tahap I pipa transmisi gas bumi (Ruas Cirebon – Semarang), penyelesaian 16 unit bendungan, dan pemasangan listrik baru untuk 80.000 rumah tangga. Sementara itu, infrastruktur (TIK) diperkuat melalui investasi dalam 62 unit sistem siaran digital, penyediaan akses internet baru di 30 lokasi, dan operasional proyek SATRIA, yang bertujuan menyediakan kapasitas satelit (leased capacity satellite) tahap I & 2 sebesar 29,7 Gbps.
Dengan alokasi anggaran yang cermat dan terperinci, diharapkan bahwa hasil dari proyek-proyek ini akan efektif mendukung transformasi ekonomi, mendorong pemerataan pembangunan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh Indonesia.
(*)