TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno membeberkan sejumlah tantangan Indonesia dalam membantuk ekosistem electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. Terutama, soal infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU)
"Apalagi yang fast charging. Jangan sampai di tengah perjalanan, tiba-tiba masuk SPKLU nunggu dua jam," tutur Eddy dalam acara yang bertajuk Tempo EV and Battery Conference 2023 di Jakarta, Selasa, 21 November 2023.
Kemudian, pengetahuan soal ketahanan baterai dan biaya penggantinya. Sebab, baterai menjadi komponen utama pada kendaraan listrik. "Terakhir, second market yang belum ada," ujar politikus dari PAN tersebut.
Padahal, Eddy mengatakan ekosistem EV bagus dan penting. "Ekosistemnya memang perlu betul-betul dimatangkan," kata dia.
Pemerintah belakangan ini memang menggenjot penggunaan kendaraan listrik. Bahkan, menggelontorkan insentif untuk mempercepat implementasinya. Insentif tersebut diperuntukkan untuk pembelian motor listrik baru maupun motor listrik konvers
Stafus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola dan Mineral Batu Bara Irwandy Arif menyebut penggunaan kendaraan listrik menjadi salah satu langkah antisipasi permasalahan iklim di Indonesia. Sebab, Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap perubahan iklim. Bahkan, sejak 1981-2018, Indonesia mengalami tren kenaikan suhu sekitar 0,03 derajat celcius per tahun.
"Akhir-akhir ini kita rasakan bagaimana Jakarta temperaturnya naik terus, sampai saatt ini walau sudah musim hujan," tutur Irwandy dalam Tempo EV and Battery Conference 2023.
Irwandy lantas mengatakan pemerintah menargetkan 5 juta unit sepeda motor listrik baru dan 6 juta sepeda motor listrik konversi pada 2025.
Kemudian pada 2023, sebanyak 13 juta unit sepeda motor listrik baru maupun konversi. Adapun hingga Oktober ini, kata Irwandy, jumlah motor listrik sudah mencapai 74.988 8 unit dan mobil listrik 20.414 unit.
Pilihan Editor: PLN Rampungkan Persiapan Kelistrikan untuk Ajang MotoGP Mandalika