Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-Oktober mengalami penurunan sebesar 12,15 persen secara tahunan. Pada Januari-Oktober 2023 total ekspor tercatat sebesar US$ 214,41 miliar, sementara pada Januari-Oktober 2022 tercatat US$ 244,06 miliar. "Penurunan terbesar terjadi pada pertambangan dan lainnya sebesar 20,80 persen," ucap Pudji.
Sementara total nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$ 18,67 miliar atau naik 7,68 persen dibanding September 2023 yang tercatat US$ 17,34 miliar. Jika dibandingkan Oktober 2022, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 2,42 persen.
Nilai impor migas selama Oktober 2023 tercatat US$ 3,21 miliar turun 3,66 persen dibanding September 2023 sebesar US$ 3,33 miliar. Kemudian, untuk impor nonmigas pada Oktober 2023 senilai US$ 15,47 miliar naik 10,37 persen dibandingkan September 2023 yang tercatat US$ 14,01 miliar.
Secara YoY impor migas turun dari US$ 3,36 miliar pada Oktober 2022 menjadi US$ 3,21 miliar pada Oktober 2023. "Untuk impor nonmigas secara YoY turun dari US$ 15,77 miliar pada Oktober 2022 menjadi US$ 15,47 miliar pada Oktober 2023," ucap dia.
Sedangkan secara kumulatif, total nilai impor Indonesia periode Januari-Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar 7,77 persen secara tahunan. Pada Januari-Oktober 2023 impor tercatat sebesar US$ 183,19 miliar, sementara pada Januari-Oktober 2022 nilai impor tercatat US$ 198,62 miliar.
"Penyumbang utama penurunan impor bahan baku penolong yang turun 12,65 persen," ujar Pudji.
Pilihan Editor: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Ini Tips Hindari Scam hingga Deretan Nama Penipu Penjual Tiket