Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara Elektronik (e-LHKPN), Pius Lustrilanang pertama kali menyampaikan hartanya kepada negara saat menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Jumlah kekayaannya kala itu sebesar Rp 2,5 miliar (Rp2.574.116.857) per 1 Desember 2009.
Selama menjadi wakil rakyat, Pius kembali menyerahkan LHKPN secara rutin sebagai suatu kewajiban. Keseluruhan nilai aset atas nama dirinya saat itu sebesar Rp 4 miliar (Rp4.076.367.909) pada 28 Maret 2013. Kemudian, total harta yang dilaporkan mantan aktivis 98 per 1 Desember 2014 turun drastis menjadi Rp 1,9 miliar (Rp1.997.801.034), lalu meningkat kembali menjadi Rp 5,1 miliar (Rp5.112.416.273) pada 31 Desember 2018.
Setelah mentas dari kursi di Senayan, Pius terpilih menjadi anggota II BPK RI (Oktober 2019 sampai dengan April 2022). Jumlah kekayaannya mengalami peningkatan selama dua tahun berturut-turut, yaitu Rp 5,1 miliar (Rp5.129.229.754) pada 31 Desember 2019 dan Rp 9,2 miliar (Rp9.284.452.179) per 31 Desember 2020.
Posisi Pius Lustrilanang di BPK selanjutnya bergeser dan menjadi anggota VI sejak April 2022 hingga sekarang. Adapun harta kekayaannya sebagaimana LHKPN terakhir periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 9,7 miliar (Rp9.738.861.141), dengan rincian sebagai berikut.
- Tanah dan bangunan: Rp5.340.602.000.
- Alat transportasi dan mesin: Rp985.000.000.
- Harta bergerak lainnya: Rp95.000.000.
- Surat berharga: Rp540.000.000.
- Kas dan setara kas: Rp2.778.259.141.
- Harta lainnya: -
- Utang: -
Pius memiliki 6 bidang tanah dan properti dengan luas berkisar 1,5 sampai 800 meter persegi. Properti senilai Rp 5,3 miliar tersebut terletak di Jakarta Timur dan Bogor. Dia juga mengoleksi 3 unit kendaraan roda empat, yaitu BMW (2021), Toyota Voxy (2020), dan Toyota Fortuner 2.4 VRZ 4x4 A/T (2018).
Pius Lustrilanang juga mempunyai aset dalam bentuk surat berharga dengan nilai Rp 540 juta. Dalam LHKPN-nya, dia mengaku tidak menanggung utang piutang.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Anggota BPK Terpilih Pius Lustrilanang: Tak Ada Terobosan Baru