TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) memperkirakan kebutuhan tenaga listrik Indonesia pada 2024 hingga 2060 akan naik 3,6 hingga 4,2 persen secara tahunan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, pemerintah berencana memperbanyak jumlah pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS terapung, seperti PLTS Cirata.
Jisman P. Hutajulu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan proyeksi kebutuhan tenaga listrik tersebut akan menentukan besaran kebutuhan tambahan pembangkit dan infrastruktur penyediaan tenaga listrik lainnya.
“Kami sudah hampir menyelesaikan RUKN (rencana umum ketenagalistrikan nasional), mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kami tetapkan dan sudah ada pembahasan dengan RUPTL (recana usaha penyediaan tenaga listrik),” ujar Jisman dalam acara Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 di ICE BSD pada Selasa, 14 November 2023.
Jisman menyebut, saat ini pemerintah sudah mulai mengembangkan PLTS dan pengembangannya akan semakin masif pada 2030. Pengembangan ini kemudian akan diikuti oleh pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) pada 2037.
"PLTS lebih banyak dikembangkan karena biaya modal yang relatif lebih rendah dengan pemanfaatan bendungan atau waduk, dengan konsep PLTS terapung sebagai solusi di tengah keterbatasan lahan di daratan," ujar Jisman.
Selanjutnya: Jisman mengatakan, saat ini, Indonesia memiliki 145 MW PLTS Terapung Cirata....