TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan perusahaan energi milik negara Cina, Sinopec, untuk mempercepat komitmen transisi energi dan meningkatkan peluang pengembangan bisnis global.
“Di tengah tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim dan transisi energi, kolaborasi dengan mitra krusial untuk mengatasi isu-isu ini dan mempercepat pertumbuhan bisnis Pertamina melalui transfer pengetahuan dan teknologi," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya pada Senin, 13 November 2023.
Adapun kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Nicke Widyawati dengan Ketua Sinopec Group, Ma Yongsheng, di Shanghai, Tiongkok pada pekan lalu.
MoU antara kedua perusahaan negara ini meliputi berbagai kegiatan bisnis, mulai dari hulu, hilir, energi baru dan terbarukan (new and renewable energy), hingga pengembangan kemampuan sumber daya manusia.
Di sektor hulu, Pertamina dan Sinopec akan memperluas kolaborasi mereka dalam kegiatan seperti pengembangan unconventional hydrocarbon, carbon capture utilization and storage (CCUS), enhanced oil recovery (EOR), dan pengeboran ultra-deep.
"Ini termasuk penguatan kegiatan riset dan pengembangan serta pengembangan bisnis hulu," ucap Nicke.
Sementara itu, kata dia, kolaborasi di sektor hilir meliputi bisnis bahan bakar dan bisnis non-bahan bakar, pelumas, aviasi, petrokimia, serta transportasi dan logistik.
Sebagai bagian dari kolaborasi di sektor energi baru dan terbarukan, kedua belah pihak akan mengeksplorasi potensi dalam pengembangan energi panas bumi, hidrogen, dan tenaga surya.
"Selain itu, terdapat kesepakatan untuk meningkatkan pengembangan kemampuan di kedua sisi," tutur Nicke.
Sebelumnya anak usaha Pertamina, Pertamina Hulu Energi, telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan sektor hulu Sinopec. Oleh karena itu, Nicke berharap kerja sama ini dapat memperkuat kolaborasi antara kedua perusahaan.
Pilihan Editor: Danone Blak-blakan soal Tudingan Dukung Israel