Sebelumnya, ekonom sekalius CEO Narasi Istitute, Achmad Nur Hidayat, melihat tahun politik menjelang Pemilu 2024 menjadi tantangan besar pemerintah dalam mencari investor. Terutama investor yang mau menanamkan modal untuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur.
“Investor kelas kakap asal luar negeri tidak mau mengambil risiko akan potensi terjadinya perubahan politik,” ujar Achmad kepada Tempo, Sabtu, 20 Mei 2023 lalu.
Sebenarnya, kata Achmad, istana sudah berupaya agar tidak terjadi perubahan arah kebijakan yang dilakukan pemimpin periode 2024-2029 dengan menempatkan “all president ment” sebagai kandidat. Namun ternyata, sempat muncul Koalisi Perusahaan yang disokong Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
“Munculnya Koalisi Perubahan membuat perhitungan investor menjadi lebih baik wait and see. Daripada berinvestasi besar tapi malah merugi,” ujar Achmad.
Aspek politik tersebut didukung masih adanya ancaman resesi global dan risiko geopolitik juga belum selesai. Tak hanya itu, menurut Achmad, skema IKN yang ditawarkan pemerintah juga tidak begitu menarik investor asing.
Adapun ihwal koalisi, NasDem yang saat ini masih dalam koalisi pemerintah, memutuskan bergabung bersama PKS dan Demokrat. Koalisi tiga partai ini bahkan sudah menentukan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden.
Langkah yang diambil NasDem bahkan disinyalir membuat hubungan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dan Presiden Jokowi merenggang. Padahal sebelumnya, hubungan Paloh dan Jokowi begitu erat seiring dukungan NasDem kepada pemerintahan Jokowi sejak 2014.
MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU
Pilihan editor: Mandiri Capital Indonesia Umumkan 6 Startup Finalis Zenith Accelerator