TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan menjawab pertanyaan apakah bantuan dari pemerintah, seperti bantuan langsung tunai atau BLT, akan dilanjutkan atau tidak jika dia terpilih menjadi Presiden.
"Menurut kami ke depan, kita harus sebisa mungkin menyelesaikan persoalan welfare (kesejahteraan) itu dengan market mechanism (mekanisme pasar), bukan dengan semata-mata redistributif," kata Anies Baswedan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta Selatan pada Rabu, 8 November 2023.
Baca Juga:
Anies, sapaannya, mengatakan bantuan-bantuan dari pemerintah nantinya tidak akan langsung dihapuskan. Tapi ada tahapan-tahapannya.
"Jadi program jaminan sosial yang hari ini, short term (jangka pendek) masih diteruskan, sambil kuenya diperbesar, lalu inclusion (inklusi) dilakukan, sehingga makin sedikit yang mendapatkan redistributif revenue (pendapatan)," ujar Anies.
Dia menjelaskan, pada prinsipnya perekonomian menjadi tempat di mana sumber daya masuk. Dia mencontohkan, ada yang membawa tenaga, modal, tanah, teknologi, dan sebagainya yang berada dalam mekanisme pasar.
"Semua mendapat posinya, yang tidak dapat itu kemudian dengan pajak kita lakukan redistribusi," tutur Anies.
Dia memaparkan, redistribusi itu diberikan kepada BLT maupun bantuan-bantuan lainnya. Padahal, itu adalah solusi jangka pendek.
Adapun solusi jangka panjang atau long term solution-nya adalah inklusi ke pasar. Dengan begitu, tenaga kerja bisa lebih luas.
"Mereka yang asalnya hidup dari bantuan berubah menjadi hidup dari income," ucap Anies.
Pilihan Editor: Soal Insentif untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kata Ketum Apindo