TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memprediksi lini asuransi rekayasa akan tumbuh di tahun politik. Apa sebabnya?
Dilansir dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi rekayasa adalah produk asuransi yang yang menjamin kerugian atau kerusakan harta benda yang dipertanggungkan, yang disebabkan oleh kecelakaan secara tiba-tiba.
"Jadi kami melihat lini asuransi engineering atau rekayasa akan tumbuh di tahun politik," ujar Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Antar Anggota dan Lembaga AAUI, Heddy Pritasa, dalam webinar Insurance Outlook 2024 pada Selasa, 7 November 2023.
Heddy membeberkan analisa industri asuransi dari AAUI. Selain asuransi rekayasa yang tumbuh di tahun politik, dia menyebut pasar reasuransi masih hardening.
Sebagai informasi, reasuransi memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian, Perusahaan Asuransi Jiwa, Perusahaan Penjaminan, atau Perusahaan Reasuransi lainnya. Adapun hardening market adalah merupakan terminologi yang umum digunakan di industri asuransi dan reasuransi ketika sulit mendapatkan cover atau back-up.
"Lalu dukungan reasuransi yang masih tertahan, kami harap dengan komunikasi yang cair antara reasuransi dan seeding company atau perusahaan asuransi, itu akan membuat jadi lebih baik," ucap Heddy.
Selain itu, dia menyebut ada tren dalam asuransi kendaraan bermotor ketika kendaraan listrik mulai digunakan pemerintah dan masyarakat. Terakhir, dia berujar, investor masih wait and see menunggu hasil Pemilu 2024.
Dia lantas memaparkan outlook asuransi dan reasuransi 2023. Premi asuransi umum pada akhir 2023 akan tumbuh minimal di kisaran 12 persen.
"Kami juga memprediksi klaim asuransi juga akan stabil ya, memang ada klaim yang besar namun sudah dalam tahap pembayaran," jelas Heddy.
Sedangkan hasil investasi akan cenderung stagnan menyesuaikan suku bank sentral dan kondisi pasar. Sehingga combined ratio diperkirakan akan turun menjadi di kisaran 95 persen. Ini membaik dari periode sebelumnya di kisaran 100 persen, menyisakan 5 persen margin sebagai profit.