TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian atau Mentan Andi Amran Sulaiman memprediksi masa panen raya padi bisa mundur. "Sebenarnya ini kan masa tanam padi mundur satu sampai dua bulan," katanya saat ditemui di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Selasa, 7 November 203.
Oleh sebab itu, Kementan akan melakukan percepatan tanam. Kini, lanjut Amran, jajarannya segera turun untuk memastikan daerah mana yang akan ditanami dalam waktu dekat.
"Kalau masa tanam padi mundur satu bulan kan jatuhnya panen raya April-Mei. Dulu panen Maret-April," tutur Amran Sulaiman.
Perkiraan tersebut adalah jika masa tanam mundur 1 bulan. Dia pun berharap hujan di November bisa merata ke selruh Indonesia.
Dengan begitu, masa tanam hanya mundur 1 bulan. "Tapi yang terpenting sudah mulai hujan," ujar Amran.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti sebelumnya mengungkapkan produksi komoditas beras terus menurun. Secara historis, tren produksi beras pada 2021 hingga 2023 menurun.
"Ada catatan bahwa 2023 terjadi penurunan produksi beras kalau dibandingkan tahun sebelumnya selama periode September-Desember, terjadi penurunan 0,06 juta ton," kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat pada Senin, 6 November 2023.
Sedangkan untuk periode Oktober-Desember terjadi penurunan produksi beras sebanyak 0,59 juta ton. Sementara sepanjang 2023, BPS memperkirakan penurunan produksi beras mencapai 0,65 juta ton. Oleh sebab itu, dia menyebut sejak Juli 2023 ini memang terjadi defisit produksi beras.
Namun, data itu belum mencakup data impor di mana pada Desember diperkirakan terjadi defisit tertinggi, yaitu 1,45 juta ton. Tetapi apabila dijumlahkan dengan data impor, sepanjang 2023 masih tercatat surplus produksi beras.
Namun jumlah surplus tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada 2022, tercatat surplus beras di Indonesia sebanyak 1,34 juta ton. Sedangkan pada 2023 diperkirakan hanya 0,28 juta ton.
AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Amran Sulaiman Diminta Tak Membuat Terobosan Baru, Pengamat: Jangan Sampai Petani Menjerit