3. China
Masih dari Asia, pemilik utang terbesar berikutnya datang dari China dengan nominal sebesar 9,7 triliun dolar AS atau setara dengan 66,5% dari PDB China.
Tunggakan ini berasal dari pertumbuhan ekonomi cepat dan investasi infrastruktur yang besar. Pinjaman China, didominasi oleh korporasi hingga mencapai 6 triliun dolar AS pada 2019.
Pinjaman China berasal dari bank dan obligasi milik negaranya maupun swasta yang memiliki dampak positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan diversifikasi industri.
Kemudian, dampak negatifnya dapat meningkatkan risiko gagal bayar, ketidakstabilan keuangan, dan ketegangan geopolitik.
4. Italia
Akibat rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya pengeluaran publik, negara Italia memiliki utang sebesar 3,28 triliun dolar AS atau setara dengan 156,8% dari PDB.
Pinjaman luar negeri Italia mencapai 2,6 triliun dolar AS pada akhir tahun 2020 yang disebut sebagai utang luar negeri terbesar keempat di dunia.
Pinjaman tersebut berasal dari partisipasi dalam Uni Eropa (UE) dan zona euro, sehingga mengharuskan Italia mematuhi aturan fiskal dan moneter ketat.
Dampak positif yang diterima yakni dalam perekonomian memperoleh akses ke pasar keuangan, mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan internasional, dan menikmati keuntungan integrasi ekonomi.
Sementara dampak negatifnya dapat meningkatkan beban bunga, mengurangi kedaulatan fiskal, dan menyebabkan krisis utang.
5. Prancis
Pandemi COVID-19 dan stimulus fiskal Prancis untuk membantu perekonomian, menjadi penyebab utama memiliki utang sebesar 3,06 triliun dolar AS atau setara dengan 115,7% dari PDB.
Bukan hanya itu saja, sebab Prancis memiliki pinjaman luar negeri mencapai 2,4 triliun dolar AS pada 2020, hingga disebut sebagai negeri dengan pemilik utang luar negeri terbesar kelima di dunia.
Akibat partisipasi Prancis dalam Uni Eropa (UE) dan zona euro, negara ini memiliki akses ke pasar tunggal dan mata uang bersama.
Dampak positifnya dapat meningkatkan daya saing, mendiversifikasi sumber pendapatan, dan memperkuat solidaritas Eropa.
Sementara dampak negatifnya mampu menurunkan kredibilitas fiskal, meningkatkan ketergantungan pada pihak asing, dan menimbulkan ketidakpastian politik.
Itu dia, daftar lima negara dengan utang terbanyak saat ini yang memaparkan mengenai kondisi ekonomi global.
NUR QOMARIYAH
Pilihan Editor: Kemendag Sebut Penyelesaian Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp 344 M Dibahas di Rakortas