TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengungkapkan dampak pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS). Apa saja?
Daniel mengatakan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS otomatis berdampak ke Lion Air Group. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp 15.939 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.920 per dolar AS.
"Total operating cost (biaya operasional) itu salah satunya termasuk pembelian material, sparepart, itu dari luar. Bayarnya pakai dolar AS," ujar Daniel saat ditemui usai Seminar Hari Penerbangan Nasional di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Ini membuat biaya operasional Lion Air Group mengalami kenaikan. Adapun kenaikan biaya material dan lainnya ini bervariasi.
"Macam-macam kenaikannya, mulai dari 5 sampai 30 persen karena barang-barangnya bermacam-macam," tutur Daniel.
Meski begitu, dia menuturkan, Lion Air Group telah memiliki beberapa strategi atau skenario untuk mengatasi pelemahan kurs rupiah. Salah satunya dengan efisiensi sumber daya manusia atau pegawai.
"Kalau tadinya misal jumlah awak 10 ribu, apa iya kita pekerjakan 10 ribu lalau kita bisa pekerjakan 5.000?" ujar Daniel.
Meskipun begitu, dari sisi safety atau keamanan, Lion Air Group tidak akan melakukan efisiensi. Dia menegaskan, perusahaan berkomitmen dengan masalah safety.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Kasus Kartel Pinjol Naik ke Penyelidikan, KPPU Tetapkan 44 Perusahaan P2P Landing Jadi Terlapor