TEMPO.CO, Jakarta - Polemik antara PT Indobuilco selaku pengelola usaha Hotel Sultan dengan Kementerian Sekretariat Negara melalui Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) berdampak kepada jalannya bisnis penginapan tersebut.
Vice President Operation The Sultan Hotel and Residence Jakarta, I Nyoman Sarya menerangkan adanya penurunan jumlah okupansi di penginapan tersebut.
"Dampak pasti ada dan cukup besar, dan beritanya sudah lama. Yang paling mulai sangat terasa pada 4 Oktober pada saat penutupan akses hingga satu akses yang dibuka," kata Vice President Operation The Sultan Hotel and Residence Jakarta, I Nyoman Sarya saat ditemui di kawasan Hotel Sultan Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023
Nyoman menerangkan bahwa berita terkait perseteruan antara dua pihak tersebut sudah terdengar sejak Maret 2023 lalu, berita tersebut kemudian membuat sejumlah kamar dan event yang sebelumnya telah dipesan akhirnya dibatalkan oleh calon pembeli.
Nyoman menerangkan bahwa salah satu banyak pembatalan terjadi saat adanya event olahraga Piala Dunia Basket 2023 dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.
Nyoman kemudian juga menerangkan bahwa okupansi kamar hotel terisi sebelum adanya polemik tersebut berada di sekitar 50 hingga 60 persen. "Biasanya kita hari- hari biasa ya bisa 50-60 persen, kalau ada event 80 persen, jadi dampak dari event, meeting," jelas Nyoman
Lebih lanjut, Nyomanmembeberkan bahwa semenjak adanya polemik pada 4 Oktober 2023, okupansi penginapan hotel Sultan anjlok di bawah 20 persen. "Kalau enggak ada event bisa di bawah 20 persen," ujar Nyoman
Sebelumnya, pada 4 Oktober lalu terbentang spanduk di depan Hotel Sultan, Jakarta. Spanduk bertuliskan "Tanah ini aset milik pemerintah Republik Indonesia berdasarkan HPL Nomor 1/Gelora atas Nama Sekretariat Negara cq PPK GBK dan telah dinyatakan sah oleh putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 276 PK/PDT/2011" itu terpasang di sejumlah titik.
Tanah ini adalah sah dan meyakinkan, sudah melalui berbagai proses hukum, itu adalah milik negara," kata Direktur Umum PPK GBK Hadi Sulistia ketika ditemui di sela-sela kegiatan pengosongan lahan.